Thursday, October 29, 2020

MAKALAH TEORI PEMBANGUNAN

KATA PENGANTAR

 

 

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Makalah dengan judul  Teori Pembangunan”.

 

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini.

 

Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.

 

Akhir kata, semoga  makalah  ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.

 

 

 

 

Jatinangor,   Januari 2016

 

Penulis,

 

 


 

DAFTAR ISI

 

 

KATA PENGANTAR.. i

DAFTAR ISI ii

BAB I  PENDAHULUAN.. 1

A. Latar Belakang. 1

B. Rumusan Masalah. 1

C.  Tujuan. 1

BAB II  PEMBAHASAN.. 2

1. TEORI PEMBANGUNAN MODERNISASI 2

2. TEORI PEMBANGUNAN STRUKTURAL. 4

3. TEORI PEMBANGUNAN KETERGANTUNGAN.. 5

4. TEORI PASCA KETERGANTUNGAN.. 7

5. TEORI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN.. 8

6. TEORI PEMBANGUNAN MANUSIA.. 11

BAB III  PENUTUP. 13

KESIMPULAN.. 13

DAFTAR REFRENSI 14

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

 

A. Latar Belakang

Setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan sosial dengan kata lain perubahan sosial merupakan gejala yang melekat disetiap kehidupan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari kehidupan yang terjadi dalam masyarakat Indonesia, dimana pada masa lalu dalam kehidupan keluarga suami merupakan tulang punggung dan mempunyai posisi yang dominan dalam berbagai urusan dalam rumah tangga, termasuk juga dalam hal ekonomi keluarga, sehingga apabila suami tidak bekerja maka suatu keluarga dalam ekonomi akan mengalami kesulitan. Sedangkan dalam masyarakat modern saat ini posisi seorang suami tidak terlalu dominan.

Perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam mayarakat dapat diketahui dengan cara membandingkan keadaan masyarakat pada waktu tertentu dengan keadaan dimasa lampau. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat akan menimbulkan ketidaksesuaian antara unsur-unsur yang ada pada masyarakat. Sehingga akan mengubah sturktur dan fungsi dari unsur-unsur sosial masyarakat tertentu.

Permasalahahan selanjutnya yang akan dibahas dalam hal ini adalah modernisasi. Modernisasi merupakan persoalan-persoalan yang berhubungan erat dengan pembagian aktivitas untuk mengisi waktu-waktu senggang dan sebagainya. Awal proses modrenisasi biasanya berupa industrialisasi yang dampak negatifnya dapat menimbulkan pengangguran, mulai pudarnya nilai dan norma serta upacara tradisi pada masyarakat dan sebagainya.

Modernisasi pada hakekatnya atau dalam pelaksanaanya  menggunakan unsur-unsur yang datang dari masyarakat luar. Terkadang kita selalu keliru dalam membedakan modernisasi debgab westernisasi. Sebetulnya yang membedakan istilah tersebut adalah dalam prosesnya dimana modernisasi pada hakekatnya menggunakan teknologi dan ilmu pengetahuan yang berasal dari barat. Sedangkan westernisasi adalah segala hal tata cara kehidupan kebarat-baratan.

Pada makalah ini kami akan coba mengemukakan beberapa teori yang berkaitan dengan perubahan sosial dan pembangunan. Kemudian setelah itu kami pun akan mencoba menganalisa masalah dampak buruk internet serta solusi atas masalah itu.

 

B. Rumusan Masalah

Adapun batasan masalah dalam makalah ini adalah:

  1. Bagaimana teori pembangunan Modernisasi?
  2. Bagaimana teori pembangunan Struktral?
  3. Bagaimana teori pembangunan Ketergantungan?
  4. Bagaimana teori pembangunan Pasca Ketergantungan?
  5. Bagaimana teori pembangunan Berkelanjutan?
  6. Bagaimana teori pembangunan Manusia?
  7. Bagaimana teori pembangunan Modernisasi?

 

 

C.  Tujuan

Makalah inii dibuat dengan tujuan sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui teori pembangunan Modernisasi
  2. Untuk mengetahui teori pembangunan Struktral
  3. Untuk mengetahui teori pembangunan Ketergantungan
  4. Untuk mengetahui teori pembangunan Pasca Ketergantungan
  5. Untuk mengetahui teori pembangunan Berkelanjutan
  6. Untuk mengetahui teori pembangunan Manusia
  7. Untuk mengetahui teori pembangunan Modernisasi

 


 

BAB II

PEMBAHASAN

 

 

1.      TEORI PEMBANGUNAN MODERNISASI

Model/strategi pembangunan yang pasca Perang Dunia II sampai sekarang masih menjadi sorotan dan menjadi topik perbincangan kalangan akademisi yakni model pembangunan nasional (national building) di Negara-negara dunia ketiga. Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan manusia (Portes 1976). Perubahan yang direncakan dalam pembangunan mencakup seluruh sistem sosial masyarakat mulai dari ekonomi, politik, infrastruktur, pertahanan, pendidikan, teknologi, kesehatan. Perubahan dalam system ekonomi misalnya terjadinya peningkatan kualitas dan kuantitas produksi, perubahan basis ekonomi dari importir menjadi eksportir (produksi berbasis pada ekspor), peningkatan penerimaan devisa dari seluruh aktivitas ekonomi,dll. Dari aspek politik, pembangunan biasanya ditandai dengan adanya stabilitas politik dalam negeri. Sedangkan pembangunan pada aspek pertahanan diindikasikan dengan terjaminnya keamanan nasional. Adapun beberapa indikator pembangunan yang banyak digunakan oleh lembaga-lembaga internasional, diantaranya; Kekayaan Rata-rata (GDP dan GNP, Perkapita), Distribusi pendapatan (pemerataan), kualitas kehidupan, kerusakan linkungan dan keadilan sosial dan berkesinambuangan.

Ada beberapa Negara di kawasan Amerika Utara, Asia, Afrik, Amerika Latin dan Eropa Barat yang melakukan pembangunan nasional dengan mengadopsi teori modernisasi. Dengan karakteristik nasional yang berbeda-beda menggunakan satu model yakni modernisasi tentunya akan menghasilnya  hasil yang berbeda pula. Negara-negara di Kawasan Amerika Utara dan Eropa Barat telah berhasil melakukan pembangunan secara evolusi pada abad ke 18 dengan model/konsep pembangunan yang sama (konsep modernisasi).

Pada perkembangannya kemudian, keberhasilan pembangunan yang diterapkan pada negara-negara di Eropa ini memberikan pemikiran lanjut untuk melakukan ekspansi pasar ke negara-negara dunia Ketiga, dan banyak memberikan bantuan untuk pembangunannya; dalam kenyataannya, keberhasilan yang pernah diterapkan di Eropa, ternyata banyak mengalami kegagalan di negara-negara dunia Ketiga. Kemudian, mereka mencoba memberikan beberapa alternatif pemecahan masalah berdasarkan cara pandang mereka. Adapun asumsi dasar teori modernisasi seperti yang terlihat ada table di bawah ini.

 

ASUMSI TEORI MODERNISASI TENTANG KONDISI DAN PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA

 

ASUMSI TENTANG

URAIAN

Pola sejarah perekonomian dunia

Kemiskinan dunian terjadi sejak tiga abad yang lalu;

Revolusi industri telah menciptakan Negara-negara kaya di dunia pertama (Eropa Barat dan Amerika Utara);

Industrialisasi akan merambat ke Negara-negara dunia ketiga, melalui proses difusi;

Semua masyarakat di dunia pada akhirnya akan mencapai kemakmuran

Sumber penyebab kemiskinan global

Karakteristik bangsa-bangsa di dunia ketiga yang telah menciptakan kemiskinan seperti:

Tidak memiliki modal untuk industrialisasidan investasi di sector ekonomi modern.

Tidak punya teknologi untuk industrialisasi yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi

Pola budaya tradisional yang menghambat etos kerja,kreativitas dan inovasi

Angka kelahiran dan pertumbuhan penduduk yang tinggi

Peranan Negara-negara kaya dalam ekonomi global

Negara-negaar kaya dapat membantu Negara-negara miskin melalui:

Program pengendalian angka kelahihan/keluarga berencana;

Transfer teknologi dan bantuan pendidikan untuk meningkatkan produksi pangan dan industrialisasi

Investasi melalui penanaman modal asing (PMA)

Bantuan dana/ hutang luar negeri

 

            Dengan melihat asumsi dasar tentang penyebab kemiskinan di dunia ketiga seperti pada tabel diatas maka, para ahli seperti W.W.Rostow mengemukakan beberapa solusi untuk menciptakan suatu pertumbuhan ekonomi. Salah satu solusi yang dikemukakan oleh Rostow yakni Negara-negara berkembang memerlukan bantuan investasi dari Negara-negara kaya (melaui PMA). Di samping itu, untuk investasi dalam negeri, Negara berkembang memerlukan bantuan dalam bentuk hutang luar negeri, selain bantuan teknologi, peningkatan tingkat pendidikan dan penurunan angka kelahiran. Strategi  industrialisasi diarahkan kepada produksi barang-barang subtitusi impor pada tahap awal, kemudian disusul oleh produksi berorientasi ekspor.

Solusi lain yang ditawarkan oleh teori modernisasi yakni pembagian kerja secara internasional (spesialisasi produk Negara) misalnya dengan pembagian Negara industri dan Negara agraris. Hal ini dimaksudkan agar cost production dapat ditekan sehingga harga lebih murah dan setiap Negara yang melakukan perdagangan internasional mendapatkan keuntungan dan meleburkan diri dalam ekonomi dunia.

Solusi di atas pun, pada kenyataanya hanya sebuah teori yang tidak diimplementasikan dalam perdagangan internasional. Setiap Negara cenderung memproduksi beberapa produk yang juga diproduksi oleh Negara lain. Negara yang unggul dalam produk tertentu misalnya komoditi jagung dan gandum, tentu tidak mau melakukan spesialisasi produk tersebut. Dengan dasar pemikiran bahwa komoditas jagung dan gandum memiliki nilai jual lebih rendah dibandingkan dengan nilai jual  teknologi seperti televisi. Konsep spesialisasi diatas bukan merupakan suatu konsep yang baru. David Ricardo terlebih dahulu mengusulkan konsep yang hampir sama. Akan tetapi, pada kenyataanya konsep tersebut tidak efektif untuk diberlakukan dalam perdagangan internasionl.

 

Studi Kasus: Pembangunan Thailand dan India

Perekonomian dunia selalu memberikan kejutan-kejutan besar, seperti yang terjadi di Negara-negara Amerika Latin pada awal 1960-an. Beberapa Negara seperti Brasil, Argentina, Chili, Venezuela dan beberapa Negara lainnya menikmati pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi. Negara-negara tersebut pada umumnya memiliki GNP yang meningkat dengan cepat dari tahun ke tahun, seperti Brasil yang memiliki GNP mencapai. Namun, pertumbuhan ekonomi mereka tidak disertai dengan pemerataan pendapatan, peningkatan kualitas hidup dan keadilan sosial dan berkesinambungan serta pembangunan yang berkesinambungan. Hal tersebut menyebabkan pertumbuhan ekonomi Negara-negara Amerika Latin tidak berlangsung lama dan dengan mudah mengalami resesi ekonomi pada awal 1980-an. Resesi ekonomi yang melanda Negara-negara Amerika Latin ternyata berimbas pada pertumbuhan ekonomi Asia.

Meski terkena efek krisis generasi pertama dari Amerika Latin, namun perkonomian Negara-negara di Asia tetap menunjukkan pertumbuhan yang gemilang. Pembangunan negara-negara di Asia yang mengandalkan Penanaman Modal Asing (PMA), bantuan asing berupa hutang luar negeri, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDA). Secara umum mereka mengadopsi teori modernisasi. Dalam jangka waktu yang singkat ekonomi Asia menunjukkan pertumbuhan yang sangat signifikan. Hal tersebut terlihat dari GNP beberapa negara seperti Thailand, Korea Utara, Malaysia, Singapura, Indonesia, yang meningkat sekitar 8-12% per tahunnya.

Keberhasilan pertumbuhan ekonomi khusunya Thailand sekitar 10% pertahunnya, ternyata bukan jaminan bagi keberhasilan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Sama seperti pertumbuhan ekonomi negara-negara Amerika Latin, pertumbuhan ekonomi Thailand juga tidak di sertai oleh pemerataan pendapatan, peningkatan kualitas hidup, kerusakan lingkungan dan keadilan sosial yang berkesinambungan. Sehingga kejayaan pertumbuhan ekonomi hanya bertahan dalam jangkat waktu yang cukup singkat antara 1980-an -1998. Tepatnya 1 Juli 1998, ekonomi Thailand ambruk ditandai dengan jatuhnya Bath pada titik terendah sepanjang 18 tahun. Pembangunan ekonomi Thailand yang sepenuhnya mengandalkan investasi asing berakhir dalam seketika oleh ulah para spekulan. Proses pemulihan ekonomi pun berlangsung dengan sangat lambat karena stabilitas politik dan keamanan juga tidak mendukung.

Besar kemungkinan penerapan modernisasi di Thailand tampak kurang serasi, karena pemahaman akan konsep modernisasi ini tidak seperti yang dimaksudkan oleh konsep itu sendiri. Karena itu pula landasan berpikir dan penggunaan teori dalam konsep pembangunan masyarakat dengan modernisasi tampaknya kurang mendasar. Tidak mengherankan apabila kemudian pembangunan yang telah dilakukan selama bertahun-tahun itu bisa terpuruk seketika oleh peristiwa moneter, yang keadaan itu bisa menunjukkan bahwa model pembangunan adalah tidak mendasar dan berakar pada masyarakat Thailand.

Berbeda halnya dengan India yang baru mulai melakukan reformasi ekonomi sejak 1991 dengan meliberalisasi pasar dalam negerinya serta member peluang lebih besar pada investor asing untuk masuk. Kebijakan mereka juga mengikuti Teori Modernisasi. Reformasi ekonomi ini mulai terlihat hasinya dengan kemampuan India mempertahankan pertumbuhan ekonomi rata-rata 7 % sejak 1994. Word Bank dalam laporannya tahun 2005 menyebutkan kalau India telah masuk di urutan 12 negara paling kaya di Dunia dengan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) mencapai 786 milliar dolar AS dan melampaui Rusia, Australia dan Meksiko. Keberhasilan ekonomi lainnya terlihat pada cadangan mata uang asing India pada tahun 2005 mencapai 143 milliar dollar AS telah jauh melampaui hutang luar negerinya sebesar 122 milliar dolar AS. Pada tahun 2007 India adalah negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tercepat kedua di dunia setalah Republik  Rakyat Cina yang mencapai 9,2%.

 

2.      TEORI PEMBANGUNAN STRUKTURAL

Model pembangunan strukturalis pada awalnya muncul sebagai tantangan terhadap “kebijaksanaan konvensional” model monoteris neo klasik, karena jelas bahwa model konservatif yang mengemuka ini tidak menjelaskan ketidakmampuan negara-negara Amerika Latin berkembang sendiri. Penting juga diketahui bahwa gagasan strukturalis yang diformulasikan di negara-negara pinggiran dan mendominasi ECLA dari awal tahun 1950-an baru diterima oleh kalangan akademik barat pada awal tahun 1960-an.

Berbeda dengan neo klasik yang mengecilkan dampak negatif faktor-faktor eksternal dan menekankan segi positif dari perdagangan internasional. Strukturalis sejak awal telah pesimis menanggapi keuntungan yang mengalir dari perdagangan bebas yang dinyatakan oleh neo klasik. Teoritisi srukturalis menekankan pemecahan masalah pada tingkat lokal masing-masing negara.

Bagi sebagian besar teoritisi strukturalis, ketergantungan pada negara luar merupakan hambatan yang sampai pada tingkat tertentu, bisa diatasi dengan usaha masing-masing tingkat tertentu, bisa diatasi dengan usaha masing-masing negara melalui penerapan teknologi modern. Strukturalis cenderung menggunakan pandangan tentang pembangunan yang stagnasionis untuk menjelaskan keprihatinan mereka mengindentifikasikan hambatan-hambatan struktural yang menghambat faktor-faktor dinamis: atau kekuatan-kekuatan yang mampu mentransformasikan negara-negara tertentu. Dibandingkan dengan teori neoklasik, teori strukturalis lebih konsisten pada ekonomi politik tradisional. Selain menuntut redistribusi pendapatan, dan berharap bahwa strategi ini akan mengurangi ketidakpuasan dan menyalurkan energi ke usaha-usaha yang lebih produktif, teori strukturalis masih melihat perubahan dan pembangunan yang terjadi dalam kerangka konseptual kapitalisme yang longgar. Oleh karena itu, teori strukturalis melihat struktur sosial yng menghambat pembangunan sebagi konsekuensi cara kerja sistem ekonomi yang cacat dan bukan merupakan penyimpanan intrinsik dari sistem itu sendiri.Teori strukturalis dan teori neo klasik sama-sama menyakini prinsip-prinsip usaha bebas dan persaingan bebas. Perbedaan menyolok dari keduanya adalah, bahawa teori strukturalis memiliki pengertian yang lebih rinci dan secara empiris lebih mendasar mengenai, mengapa suatu pembangunan berhasil atau gagal. Teori strukturalis juga menyakini bahwa menjalankan perubahan pasar secara mendasar bisa dilaksanakan dan memang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan yang mendasar seperti redistribusi pendapatan dan untuk mempertahankan perekonomian yasng padat karya (full employment). Teoritisi strukturalis menjelaskan ketidakmampuan negara bangsa mengembangkan industri yang mandiri dalam konteks cara kerja sistem internasional dan nasional yang cacat. Tindakan tegas pada tingkat nasional lebih banyak tergantung pada faktor-faktor seperti pembatasan pertumbuhan penduduk, peningkatan tabungan nasional, penerapan teknologi yang tepat, pengurangan kantong-kantong modal asing yang tidak sejalan dengan pembangunan nasional tanpa menghentikan modal asing yang dinamis.

 

Pemahaman Menurut Para Tokoh

Arthur Lewis

Teori structural sendiri mengacu pada teori pembangunan yang disampaikan oleh Arthur Lewis, pembahasannya lebih pada proses pembangunan antara daerah kota dan desa, diikuti proses urbanisasi antara kedua tempat tersebut. Selain itu teori ini juga mengulas model investasi dan system penetapan upah pada sistem modern yang juga berpengaruh pada arus urbanisasi yang ada. Lewis mengasumsikan bahwa perekonomian suatu negara pada dasarnya terbagi menjadi dua :

1.    Perekonomian tradisional

Lewis berasumsi bahwa daerah pedesaan dengan perekonomian tradisional mengalami surplus tenaga kerja. Surplus tersebut erat kaitannya dengan basis utama perekonomian tradisional. Kondisi masyarakat berada pada kondisi subsiten akibat perekonomian yang subsisten pula yang ditandai nilai produk marginal dari tenaga kerja yang bernilai nol. Kondisi ini menunjukkan bahwa penambahan tenaga kerja justru akan mengurangi total produksi yang ada, sebaliknya dengan mengurangi tenaga kerja justru tidak mengurangi total produksi yang ada. Dengan demikian, nilai upah riil ditentukan oleh nilai rata-rata produk marginal, dan bukan produk marginal dari tenaga kerja itu sendiri.

2.    Perekonomian industri

Sektor industri berperan penting dalam sektor ini dan letaknya pula di perkotaan. Pada sektor ini menunjukkan bahwa tingkat produktivitas sangat tinggi termasuk input dan tenaga kerja yang digunakan. Nilai marginal terutama tenaga kerja, bernilai positif dengan demikian daerah perkotaan merupakan tempat tujuan bagi para pencari kerja dari daerah pedesaan. Jika ini terjadi maka penambahan tenaga kerja pada sektor-sektor industri akan diikuti pula oleh peningkatan output yang diproduksi. Dengan demikian, industri perkotaan masih menyediakan lapangan pekerjaan bagi penduduk desa. Selain lapangan kerja yang tersedia tidak kalah menarik tingkat upah di kota yang mencapai 30%, dan ini kemudian menjadi ketertarikan bagi penduduk desa dalam melakukan urbanisasi.

 

Karl Marx

Teori struktural ini sering dianggap bersumber pada teori yang dilontarkan oleh Karl Marx, terutama teorinya tentang bangunan bawah atau base, dan bagunan atas atau superstructure. Dalam salah satu karyanya, “Marx Dab Engels” pernah menyatakan bahwa masa depan dari teori Negara-negara yang terbelakang dapat dilihat pada Negara-negara yang sudah maju. Bagi Marx, dunia akan berkembang menuju kapitalisme global. Oleh karena itu tidak dapat dihindari lagi, seluruh Negara di dunia akan menjadi Negara kapitalis. Masyarakat terdiri atas berbagai komponen yang memiliki perbedaan-perbedaan kepentingan bahkan cenderung konflik.

Teori pembangunan struktural menitikberatkan pembahasan pada mekanisme transformasi ekonomi yang dialami oleh negara sedang berkembang, yang semula lebih bersifat subsisten dan menitikberatkan pada sektor pertanian menuju ke struktur perekonomian yang lebih modern, dan sangat didominasi oleh sektor industri dan jasa. Kemiskinan yang terdapat di Negara Dunia ketiga yang mengkhususkan pada produksi pertanian adalah akibat dari struktur perekonomian dunia yang eksploitatif sehingga surplus dari negara tersebut beralih ke Negara Industri maju.

Kebanyakan Negara yang sedang berkembang merupakan bangsa yang baru saja lepas dari penindasan Negara lain dan berusaha mencoba beralih dari keterbelakangan sebagai masyarakat agraris yang mengalami kemunduran ekonomi menjadi masyarakat masyarakat industry-teknokratis yang terus berkembang. Kerjasama internasional, revolusi teknologi, perdebatan terhadap strategi-strategi pembangunan yang tepat, serta koeksistensi tradisi dan modernitas akan melahirkan suatu tantangan dan kesempatan untuk mengubah struktur suatu negara.

 

3.      TEORI PEMBANGUNAN KETERGANTUNGAN

Teori Ketergantungan atau dikenal teori depedensi (Dependency Theory) adalah salah satu teori yang melihat permasaalahan pembangunan dari sudut Negara Dunia Ketiga. Menurut Theotonio Dos Santos, Dependensi (ketergantungan) adalah keadaan dimana kehidupan ekonomi negara–negara tertentu dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi dari kehidupan ekonomi negara–negara lain, di mana negara–negara tertentu ini hanya berperan sebagai penerima akibat saja. 

Aspek penting dalam kajian sosiologi adalah adanya pola ketergantungan antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya dalam kehidupan berbangsa di dunia. Teori Dependensi lebih menitik beratkan pada persoalan keterbelakangan dan pembangunan negara pinggiran. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa teori dependensi mewakili "suara negara-negara pinggiran" untuk menantang hegemoni ekonomipolitikbudaya dan intelektual dari negara maju.

 

Teori Ketergantungan Menurut Para Ahli:

·         Menurut Paul Baran

Menurut Paul baran adalah seorang pemikir Marxisme yang menolak pandangan Marx tentang pembangunan dinegara-negara dunia ketiga. Bila Marx mengatakan bahwa sentuhan negara-negara kapitalis maju kepada negara-negara pra-kapitalis yang terbelakang akan membangunkan negara-negara yang terakhir ini untuk berkembang, seperti negara-negara kapitalis di Eropa. Baran berpendapat lain, baginya, sentuhan ini akan mengakibatkan negara-negara kapitalis tersebut terhambat kemajuannya dan akan terus hidup dalam keterbelakangan.  

Dengan pendapatnya yang berbeda dengan Marx, Baran menyatakan bahwa perkembangan kapitalisme di negara-negara pinggiran, berbeda dengan perkembangan kapitalisme di negara-negara pusat. Di negara pinggiran sistem kapitalisme seperti terkena penyakit kretinisme. Orang yang dihinggapi penyakit ini tetap kerdil dan tidak bisa besar. Menurut baran kapitalisme di negara-negara pusat bisa berkembang karena adanya tiga prasyarat:

·         Meningkatnya produksi diikuti dengan tercabutnya masarakat petani di pedesaan.

·         Meningkatnya produksi komoditi da terjadinya pembagian kerja mengakibatkan sebagian orang menjadi buruh yang menjual tenaga kerjanya sehingga sulit menjadi kaya, dan sebagian lagi menjadi majikan yang bisa mengumpulkan harta.

·         Mengumpulnya harta di tangan para pedagang dan tuan tanah. 

 

A. Bentuk - Bentuk Teori Ketergantungan

Dos Santos menguraikan ada 3 bentuk ketergantungan:

1). Ketergantungan Kolonial

·         Terjadi penjajahan dari negara pusat ke negara pinggiran.

·         Kegiatan ekonominya adalah ekspor barang-barang yang dibutuhkan negara pusat.

·         Hubungan penjajah – penduduk sekitar bersifat eksploitatif negara pusat.

·         Negara pusat menanamkan modalnya baik langsung maupun melalui kerjasama dengan pengusaha lokal.

2). Ketergantungan Teknologis-Industrial

·         Bentuk ketergantungan baru.

·         Kegiatan ekonomi di negara pinggiran tidak lagi berupa ekspor bahan mentah untuk negara pusat.

·         Perusahaan multinasional mulai menanamkan modalnya di negara pinggiran dengan tujuan untuk kepentingan negara pinggiran.

3). Ketergantungan Teknologis-Industrial

·         Bentuk ketergantungan baru.

·         Kegiatan ekonomi di negara pinggiran tidak lagi berupa ekspor bahan mentah untuk negara pusat.

·         Perusahaan multinasional mulai menanamkan modalnya di negara pinggiran dengan tujuan untuk kepentingan negara pinggiran.

 

B. teori ketergantungan secara garis besar bisa dibagi menjadi dua macam

1)    Teori Depensi Klasik

Teori ini digagas oleh Andre Gunder Frunk, yang menyatakan bahwa kapitalisme global akan membuat ketergantungan masa lalu dan sekarang oleh karena itu negara yang tidak maju dan berkembang harus memutuskan hubungan dengan negara maju supaya negara berkembang bisa maju.  

2)    Teori Depensi Modern

Teori ini digagas oleh Fernando Henrigue Cardoso, teori ini menyatakan bahwa antara negara yang satu dengan lainnya perlu kerjasama dengan melihat karakteristik histori dari daerah tersebut.

 

C. Kelemahan dan Kekuatan Teori Ketergantungan

Menurut Robert A. Packenham, teori ketergantungan itu memiliki kelemahan dan kekuatan. Packenham menyebutkan ada 6 kelemahan dari teori ketergantungan, antara lain:

1.    Menyalahkan hanya kapitalisme sebagai penyebab dari ketergantungan.

2.    Konsep-konsep inti, termasuk konsep ketergantungan itu sendiri àkurang didefinisikan secara jelas.

3.    Hanya didefinisikan sebagai konsep dikotomi.

4.    Sedikit sekali dibicarakan tentang proses yang memungkinkan sebuah negara dapat lepas dari teori tersebut.

5.    Selalu dianggap sebagai sesuatu yang negatif.

6.    Kurang membahas dengan teori lain (otonomi).

 

Packenham juga mengatakan disamping kelemahan terdapat juga kelebihan dari teori ketergantungan, kelebihannya antara lain:

1.        Menekankan aspek internasional

2.        Mempersoalkan akibat dari politik luar negeri.

3.        Membahas proses internal dari perubahan di negara-negara pinggiran.

4.        Menekankan pada kegiatan sektor swasta dalam hubungannya dengan kegiatan perusahaan-perusahaan multinasional.

5.        Membahas hubungan antar klas yang ada di dalam negeri.

6.        Mempersoalkan bagaimana kekayaan nasional ini dibagikan antar klas-klas sosial, antar daerah, dan antar negara.

 

4.      TEORI PASCA KETERGANTUNGAN

            Teori Pasca Ketergantungan merupakan reaksi terhadap Teori Ketergantungan, tetapi belum memiliki nama sendiri sebagai satu kelompok. Teori ini bisa disebut sebagai Teori tentang Pembangunan, yang dimana muncul setelah adanya Teori Ketergantungan.

 

Teori Liberal

Teori liberal pada dasarnya tidak banyak dipengaruhi oleh teori ketergantungan, teori liberal tetap berjalan seperti sebelumnya yakni mengukuti asumsi-asumsi bahwa modal dan investasi adalah masalah utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Kritik terhadap teori liberal pada umumnya berkisar pada ketajaman definisi dari teori ketergantungan. Definisi yang ada dianggap terlalu kabur, sulit dijadikan sesuatu yang operasional. Tanpa kejelasan dan ketajaman konsep-konsep dasarnya, teori ketergantungan lebih merupakan sebuah retorika belaka. Agar konsep ketergantungan dapat di pakai untuk menyusun teori, maka ada dua kriteria yang harus dipenuhinya, yaitu:

·         Gejala ketergantungan ini harus hanya ada di negara-negara yang ekonominya mengalami ketergantungan dan tidak di negara yang tidak tergantung dengan negara lain.

·         Gejala ini mempengaruhi perkembangan dan pola pembangunan di negara-negara yang tergantung.

Dari penelitiannya terhadap aspek ekonomi dan sosiopolitik dari gejala ketergantungan, Lall melihat bahwa gejala ini juga terdapat di negara-negara yang dianggap tidak tergantung. Misalnya tentang dominasi modal asing. Dalam hal ini, Kanada dan Belgia akan lebih tergantung daripada India atau Pakistan. Tetapi sulit sekali memasukkan Kanada dan Belgia ke dalam kelompok negara-negara yang tergantung, karena tingkat kemakmurannya yang tinggi. Baik dominasi maupun ketergantungan merupakan gejala yang umum yang ada di negara-negara pusat maupun pinggiran.

Teori liberal pada dasarnya tidak banyak dipengaruhi oleh teori ketergantungan. Teori liberal tetap berjalan seperti sebelumnya, yakni mengikuti asumsi-asumsi bahwa modal dan investasi adalah masalah utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Teori yang dianut oleh para ahli ekonomi ini lebih mengembangkan diri pada keterampilan teknisnya, yakni bagaimana membuat table input-output yang baik, bagaimana mengukur keterkaitan diantara berbagai sector ekonomi dan sebagainya. Tentu saja bukan tidak berguna. Tetapi, yang kurang dipersoalkan adalah bagaimana faktor politik bisa dimasukkan ke dalam model mereka.


 

5.      TEORI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Menurut Brundtland Report dari PBB, pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dan sebagainya) yang berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan”. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.

Arti Pembangunan Berkelanjutan Pembangunan pada hakikatnya adalah perubahan lingkungan, yaitu mengurangi resiko lingkungan atau dan memperbesar manfaat lingkungan.

Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan pada hakekatnya tidak bisa dilepaskan dari pembangunan manusia itu sendiri. Manusia merupakan subjek sekaligus objek pembangunan. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya peningkatan kualitas secara bertahap dengan memperhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan pembangunan Berkelanjutan.

Hakikat Pembangunan Berkelanjutan

a.       Dilakukan secara merata dan adil

b.      Memelihara keanekaragaman hayati yang ada

c.       Menggunakan pendekatan integrative

d.      Bersifat jangka panjang

e.       Memenuhi kebutuhan masa sekarang tanpa membahayakan pemenuhan kebutuhan generasi mendatang dan mengaitkan bahwa pembangunan ekonomi harus seimbang dengan konservasi lingkungan.

f.       Pembangunan yang dilaksanakan tidak terjadi atau mampu meminimalkan kerusakan dan pencemaran lingkungan,

g.       Pembangunan yang dilaksanakan mendasar pada nilai – nilai kemanusiaan serta memperhatikan moral atau nilai yang di anut dalam masyarakat. Pembangunan yang dilaksanakan mampu memperluas lapangan dan kesempatan kerja

h.      Pembangunan yang dilaksanakan harus memiliki sifat fundamental dan ideal serta berjangka pendek dan panjang.


Ciri-ciri Pembangunan Berkelanjutan

1. Pendapatan perkapita

2. Struktur ekonomi

3. Urbanisasi

4. Angka Tabungan

5. Indeks Kualitas Hidup

6. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)

7. Pertumbuhan ekonomi

 

Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah pembangunan yang berguna untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan saat ini tanpa perlu merusak atau menurunkan kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pembangunan berkelanjutan mencakup sinergi tiga aspek yaitu:

Aspek ekonomi

Aspek sosial ,dan

Aspek budaya didalam pembangunan.

1. Pendapatan perkapita

Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun GDP. Indikator ini merupakan bagian kesejahteraan manusia yang dapat diukur, sehingga dapat menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat termasuk pemerataan akses terhadap sumber daya ekonomi.

2. Struktur ekonomi

Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan per kapita akan mencerminkan transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan kelas-kelas sosial. Perkembangan sektor industri dan perbaikan tingkat upah akan meningkatkan permintaan atas barang-barang industri, yang akan diikuti oleh perkembangan investasi dan perluasan tenaga kerja.

3. Urbanisasi

Urbanisasi dapat diartikan sebagai meningkatnya proporsi penduduk yang bermukim di wilayah perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan. Di Negara-negara industri, sebagain besar penduduk tinggal di wilayah perkotaan, sedangkan di Negara-negara yang sedang berkembang proporsi terbesar tinggal di wilayah pedesaan. Berdasarkan fenomena ini, urbanisasi digunakan sebagai salah satu indikator pembangunan.

4. Angka Tabungan

Perkembangan sektor manufaktur/industri selama tahap industrialisasi memerlukan investasi dan modal. Dalam masyarakat yang memiliki produktivitas tinggi, modal usaha ini dapat dihimpun melalui tabungan, baik swasta maupun pemerintah.

5. Indeks Kualitas Hidup

IKH atau Physical Qualty of life Index digunakan untuk mengukur kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.

Indeks ini dihitung berdasarkan kepada :

a. Angka rata-rata harapan hidup,

b. Angka kematian bayi,

c. Angka melek huruf.

Dalam indeks ini, angka rata-rata harapan hidup dan kematian bayi akan dapat menggambarkan status gizi anak dan ibu, derajat kesehatan, dan lingkungan keluarga yang langsung beasosiasi dengan kesejahteraan keluarga. Pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf, dapat menggambarkan jumlah orang yang memperoleh akses pendidikan sebagai hasil pembangunan. Oleh karena itu, indeks ini dianggap sebagai yang paling baik untuk mengukur kualitas manusia sebagai hasil dari pembangunan.

 

6. Indeks Pembangunan Manusia

(Human Development Index) Ide dasar yang melandasi dibuatnya indeks ini adalah pentingnya memperhatikan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan hendaknya ditujukan kepada pengembangan SDM.

 

7. Pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai factor penting dalam kehidupan manusia, Indeks ini dibuat dengagn mengkombinasikan tiga komponen, (1) rata-rata harapan hidup pada saat lahir, (2) rata-rata pencapaian pendidikan tingkat SD, SMP, dan SMU, (3) pendapatan per kapita. Pengembangan manusia berkaitan erat dengan peningkatan kapabilitas manusia yang dapat dirangkum dalam peningkatan knowledge, attitude dan skills, disamping derajat kesehatan seluruh anggota keluarga dan lingkungannya.

Pembangunan di Indonesia

Perjalanan kemerdekaan Indonesia selama ini selalu penuh dengan pembangunan yang mengiringinya. Sampai saat inipun pembangunan pasti terus dilakukan sebagai bentuk pengaruh perkembangan zaman yang ada. Pembangunan di Indonesia yang diawali pada masa Orde Lama terus berlanjut walaupun dengan berbedanya masa kekuasaan selanjutnya yaitu Orde Lama yang dilanjutkan dengan masa Reformasi.

Pada masa Orde Lama pembangunan memang baru dimulai. Penataan akan sistem pembangunan pun mulai sedikit demi sedikit diarahkan. Namun, keadaan politik mulai terguncang dan stabilitas negara terganggu akibat masalah yang ada. Pemerintahan pun beralih pada penguasaan Orde Baru. Sistem pemerintahan pun mulai diarahkan dengan mencanangkan program pembangunan.

Pembangunan yang awalnya memang berjalan baik dan dirasakan berdampak positif, akhirnya menjadi ladang untuk melakukan praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Penjalaran selanjutnya berakibat pada utang luar negeri yang dilakukan kolega-kolega dalam praktek KKN dan juga pihak swasta yang tidak bertanggung jawab. Akhirnya, utang tersebut beralih pada rakyat Indonesia. Keadaan ini diperparah dengan peran media massa dan juga pengawasan ketat dalam hal politik sehingga banyak batasan-batasan dalam pengetahuan tentang keadaan pemerintahan, sampai akhirnya dimulailah gerakan reformasi menuntut perubahan yang lebih baik.
Era reformasi pun sampai kini sedang berlangsung. Perubahan akan sistem pembangunan dilakukan untuk memperbaiki ketimpangan dalam pemerintahan yang lama. Program-program baru pun mulai bergulir dan memberikan pengaruh yang berbeda dengan bentuk pemerintahan yang lebih demokratis.

Masalah Pembangunan di Indonesia

1. Masalah kependudukan

2. Masalah kemiskinan

4. Masalah Keamanan dan Ketertiban

3. Masalah kualitas lingkungan hidup


1. Masalah kependudukan

Permasalahan Penduduk (Kuantitas dan Kualitas) : Suatu pembangunan dapat berhasil jika didukung oleh subjek pembangunan, yakni penduduk yang memiliki kualitas dan kuantitas yang memadai.

a. Permasalahan kuantitas penduduk di Indonesia :

Jumlah penduduk di Indonesia berada pada urutan keempat terbesar setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Permasalahan dalam kepadatan penduduk adalah persebarannya yang tidak merata. Susunan penduduk memberikan konsekuensi terhadap hal-hal berikut : Penyediaan fasilitas kesehatan, Penyediaan fasilitas pendidikan bagi anak usia sekolah, Penyediaan lapangan pekerjaan bagi penduduk kerja dan penyediaan fasilitas sosial lainnya yang mendukung perkembangan penduduk usia muda.


b. Permasalahan Kualitas Penduduk di Indonesia

·         Tingkat Kesehatan : Kondisi kesehatan di Indonesia masih belum ada kemajuan. Dibandingkan dengan Negara yang lain Indonesia masih tertinggal jauh. Kondisi demikian terjadi karena masih rendahnya pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang ada masih belum memenuhi kebutuhan seluruh penduduk.

·         Tingkat pendidikan : Kemajuan pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari lama sekolah dan tingkat elek huruf penduduk.

·         Lama sekolah penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Artinya, tingkat pendidikan masyarakat Indonesia rata-rata masih berada pada taraf pendidikan dasar. Tingkat melek huruf yaitu seseorang dikatakan melek huruf jika orang tersebut dapat membaca atau tidak buta huruf. Kemajuan tingkat melek huruf di Indonesia tergolong rendah.

·         Tingkat Pendapatan per Kapita adalah rata-rata pendapatan penduduk suatu Negara dalam satu tahun. Pendapatan perkapita secara umum menggambarkan kemakmuran suatu Negara.


2. Masalah kemiskinan

Kemiskinan merupakan salah satu contoh ketidakadilan yang dialami suatu kelompok (masyarakat pra sejahtera). Ketidakadilan itu terlihat dari tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan mereka untuk bertahan hidup dalam kesehatan yang baik, sulitnya mendapat akses ke pelayanan publik (sanitasi sehat, air bersih, pengelolaan sampah ) rumah sehat, pelayanan pendidikan dan sebagainya. Ketidakadilan juga terlihat dari tidak adanya akses kepemilikan hak atas tanah yang mereka huni. Sebagai akibat itu semua, sulit bagi mereka untuk mendapat akses ke pekerjaan yang baik dan stabil. Ketidakadilan itu menyebabkan masyarakat miskin tetap miskin dan mengancam proses pembangunan yang berkelanjutan.

3. Masalah kualitas lingkungan hidup

Pembangunan dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup manusia. Di lain pihak, pembangunan yang makin meningkat akan memberikan dampak negatif, berupa resiko pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, yang mengakibatkan rusaknya struktur dan fungsi dasar ekosistem yang menjadi penunjang kehidupan. Kerusakan ini pada akhirnya akan menjadi beban yang malah menurunkan mutu hidup manusia, sehingga apa yang menjadi tujuan pembangunan akan sia-sia.

4. Masalah Keamanan dan Ketertiban

Permasalahan ini diperberat dengan masalah ketertiban karena tidak disiplinnya masyarakat. Hal ini tercermin dengan jelas antara lain dalam disiplin berlalu lintas. Saat ini juga semakin sering terjadi demonstrasi yang dilakukan oleh masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah, terutama di kota-kota besar. Hal ini dapat terjadi karena berbagai hal seperti tidak adanya sosialisasi dari pemerintah, kurangnya pelibatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, kurangnya pemamhaman akan hak-hak dan tanggung jawab masyarakta dalam pembangunan dan lain sebagainaya.


Strategi Pembangunan Berkelanjutan

1. Pembangunan yang Menjamin Pemerataan dan Keadilan Sosial

2. Pembangunan yang Menghargai Keanekaragaman

3. Pembangunan yang Menggunakan Pendekatan Integratif

4. Pembangunan yang Meminta Perspektif Jangka Panjang

 

6.      TEORI PEMBANGUNAN MANUSIA

Weber adalah seorang yang selalu disebut sebagai pelopor kajian tentang pengaruh daya psikokultural  dalam perkembangan ekonomi suatu bangasa. Dia berusaha mengembalikan tesisi Marx yang mmengatakan bahwa superstruktur (ideology dan agama) ditentukan infrastruktur (hubungan ekonomi dan cara produksi). Bagi Weber, salah satu factor penting perkembangan ekonomi kapitalis justru terletak pada aspek superstruktur, yaitu daya psikokultural.

Menurut Weber, akar dari pencapaian ekonomi Eropa adalah seperangkat nilai dan sikap yang terkandung dalam etika protestan (khususnya aliran calvinisme) yaitu kerja keras, hemat, jujur, rasionalitas dan sederhana. Keseluruhan nilai dann sikap ini disebut asceticism. Inilah yang disebut dengan daya psikokultural.

Nilai dan sikap lain yang terkandung dalam etika protestan adalah “calling” artinya pemenuhan kewajiban yang diletakan diatas bahu seseorang individu oleh kedudukannnya dalam dunia ini. Aspek psikokultural yang lainnya lagi adalah “election” (yaitu kepercayan bahwa Tuhan telah memberkahai sejumlah kecil orang). Berkah dari tTuhan ini terlihat dari kemakmuran dan kekayaan yang telah dicapai oleh orang-orang terpilih tersebut. Mereka yang tindakannya terdorong oleh ketiga daya psikokultural di atas disebut golongan wirausaha (entrepreneur).

Jadi dapat disimpulkan bahwa daya psikokultural yaitu :

a.       Salah satu factor penting dari perkembanga ekonomi kapitalis terlretak pada aspek superstruktu (ideology dan agama).

b.      Kerja keras, hemat, jujur, rasionalitas dan sederhana (asceticism).

c.       Pemenuhan kewajiban yang diletakan diatas bahu seseorang individu oleh kedudukannya dalam dunia (calling).

d.      Berkah dari Tuhan, terlihat dari kemakmuran dan kekayaan yang dicapai oleh orang orang terpilih.

 

Arthur Lewis

Arthur Lewis adalah seorang ahli ekonomi pertama yang memerhatikan  secara serius dimensi social dan cultural dari pembangunan ekonomi. Dia menghubungkan factor-faktor psikokultural yang mendorong kemunculan para wirausaha dengan masalah lingkungna social dan politik yang subur bagi pertumbuhan ekonomi. Bagi Arthur Lewis, pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh sikap terhadap kerja, terhadap jumlah dan pemilikan anak, terhadap penemuan baru, terhadap orang asing, terhadap pencarian pengalaman hidup dan lain lain. Semua sikap ini membentuk satu kekuatan psikokultural yang dahsyat bagi perkembangan ekonomi.

Evertt Hagen

Daya psikokultural menurut Evertt Hagen yang pertama adalah prilaku inovatif. Prilaku inovatif ini berasal dari nilai dan sikap mental yang khas. Satu bangsa akan tetap tertinggal di belakang jika terlalu sedikit anggotanya yang memiliki nilai dan sikap mental inovatif ini. Mereka yang mamiliki nilai dan sikap mental inovatif ini disebut innovational personality.

Kebalikan dari innovatinal personality adalah authoritarian personality. Masyarakat pedesaan pertanian yang pada umumnya beku dan mandek didominasi oleh authoritarian personality ini. Dalam masyarakat ini orang merasa puas apabila mereka telah member kewenangan dan tunduk kepada penguasa. Sebaliknya, para penguasa yang pada umunya tinggal di kota merasa mencapai kepuasan dalam tindakan mereka dalam menguasai rakyat jelata. Situasi social poltis di mana orang memperoleh kepuasan dan ketenangan dengan cara menginjak kebawah dan menjilat ke atas ini adalah bertentangan dengan innovatinal personality, yang pada gilirannya menghambat bagi jalan menuju kekemajuan ekonomi.

Inovasi memerlukan kreatifitas. Manusia yang kreatif adalah seseorang yang selalu siap dalam mengamati dunia sekelilingnya dan percaya akan evaluasi yang dibuatnya terhadap pengalaman hidupnya. Manusia seperti ini susuah untuk muncul dalam sebuah masyarakat yang didominasi oleh authoritarian personality.

Gunnar Myrdal

Gunnar Myrdal adalah seorang ahli ekonomi yang paling serius dalam mengkaji akar psikokultural dari perkembangan ekonomi. Bagi Myrdal factor psikokultural tidak hanya melahirkan prilaku enterpereneurial, tapi juga memasuki, membantuk, dan mendominasi dimensi politik, ekonomi, social, dan lain-lain dari seluruh sisitem nasional. Factor psikokultural tersebut seperi sikap toleran, rasionalitas dan masih banyak lagi.

David McClelland

David McClelland mengatakan bahwa satu jenis daya mentalitas seseorang yang disebut sebagai “n achievement” adalah factor penting bagi kemajuan usaha orang tersebut. Daya psikokultural ini adalah berbentuk semacam gagasan, motivasi, semangat, dorongan, untuk melakukan pekerjaan tidak hanya dengan hasil yang baik, tapi dengan hasil yang lebih baik, lebih baik, terus lebih baik. Jadi, kata kunci dalam daya psikokultural ini adalah berbuat yang lebih baik dan bermanfaat untuk banyak orang.

Alex Inkeles   

Menurut Inkeles manusia modern adalah manusia yang siap untuk meninggalkan pola pikir tradisional jika diperlukan. Factor psikokultural menurut Inkeles yaitu terdapat pada manusia modern. Di antaranya :

-          Memiliki pola pikir terbuka pada inovasi dan perubahan, dan siap untuk menerima pengalaman baru.

-          Mempunyai pandangan yang luas terhadap sejumlah masalah dan isu yang terjadi, tidak hanya di lingkungan kecil tapi juga di lingkungan yang lebih luas.

-          Mempunyai pandangan yang lebih demokratis, bersedia dan  menghargai kepercayaan, sikap dan pendapat yang berlainan.

-          Lebih berorientasi ke masa kini dan masa depan, menghargai tepat waktu, disiplin kerja dan hidup teratur.

-          Menjalankan kehidupan secara berencana dan terorganisasi.

-          Percaya kepada keampuhan ilmu dan teknologi.

-          Percaya bahwa kehidupan alam dunia dapat di atur dan diperhitungkan


 

BAB III

PENUTUP

 

 

KESIMPULAN

Kemajuan ekonomi merupakan komponen utama pembangunan, tetapi bukan satu-satunya komponen. Proses pembangunan harus mampu membawa umat manusia melampaui pengutamaan materi dan aspek-aspek keuangan dari kehidupan sehari-hari. Pembangunan harus difahami sebagai suatu proses yang multidimensional, yang melibatkan segenap pengorganisasian dan peninjauan kembali atas sistem-sistem ekonomi dan sosial secara keseluruhan. Selain peningkatan pendapatan dan output, proses pembangunan itu juga berkenaan dengan serangkaian perubahan yang bersifat mendasar atas struktur-struktur kelembagaan, social, dan administrasi, sikap-sikap masyarakat dan bahkan seringkali juga merambah adat-istiadat, kebiasaan, dan system kepercayaan yang hidup dalam masyarakat  yang bersangkutan.

Lima teori utama yang menyoroti soal pembangunan, yang acapkali saling bersaing satu sama lain mengenai sejarah terakhirdan evolusi intelektual didalam pemikiran akedemik mengenai bagaimana dan mengapa pembangunan itu dapat berlangsung, atau tidak dapat berlangsung.

Masing-masing pendekatan memiliki keungulan dan kelemahannya sendiri, namun kenyataan akan masih adanya kontroversi, baik itu secara idealogis. Teoritis, maupun empiris. Justru menjadi bidang studi tersebut semakin menantang dan memikat. Ilmu ekonomi pembangunan tidak memiliki doktrin-doktrin  atau paradigm baku yang telah diterima secara universal.

 


 

DAFTAR REFRENSI

 

 

 

Abraham, M. F. Perspective on Modernization: Toward a General Theory of Third World Development. (1980). America: University Press of America.

 

Bryant, C. & White, L. G. Managing Development in The Third World. (1982). Westview Press Inc.

 

Dharmawan, L. Alih Fungsi Lahan Pertanian di Jateng Mengkhawatirkan. (2013). Diakses pada 2 November 2013, dari http://metrotvnews.com.

 

Libra, C. Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia. Diakses pada 4 November 2013, dari http:// coretan.libra.blogspot.com.

 

Nugroho, A. Kondisi Kekinian Ekonomi Dunia. (2013). Diakses pada 1 November 2013, dari http://aryonugrohosusanto.blogspot.com.

 

Pratiwi, Y. D. Dari Konversi Lahan Pertanian Hingga Ketahanan Pangan, Kritik Pembangunan Nasional. (2013). Diakses pada 2 November 2013, dari http:// lembagakeris.net.

 

Putri, E. Perubahan dan Pertumbuhan Struktur Ekonomi. (2012). Diakses pada 1 November 2013, dari http:// eryputri.blogspot.com.

 

Ronald, Y. W. Lahan Pertanian Tersisa 1,7 Hektar. (2013). Diakses pada 3 November 2013, dari http:// beritakotamakassar.com.

 

The Broery Country. Teori-Teori Pembangunan Ekonomi. (2011). Diakses pada 3 November 2013, dari http:// broeryhantoro.blogspot.com.

 

http://www.scribd.com/doc/21844724/teori-pembangunan-pertumbuhan-linear-auto-saved

 

http://andriworldwide.blogspot.com/2011/05/makalah-pertumbuhan-ekonomi.html

 

http://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/01/11/makalah-ekonomi-pembangunan-teori-teori-pembangunan-ekonomi/

 

 

No comments:

Post a Comment

buku bimbingan

                                                                                                                                            ...

082126189815

Name

Email *

Message *