Tuesday, April 3, 2018

URBANISASI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Setiap wilayah tentunya akan melakukan hubungan dengan wilayah lainnya untuk saling melengkapi antara kedua wilayah tersebut. Interaksi antarwilayah muncul karena perbedaan sumber daya alam. Di satu pihak ada wilayah yang surplus, sedangkan pada wilayah lainnya kekurangan sumber daya alam dan sebaliknya sehingga mendorong terjadinya interaksi antar wilayah. Faktor lain yang memengaruhi pola interaksi antar wilayah adalah adanya kemudahan pemindahan dalam ruang, baik proses pemindahan manusia maupun barang. Namun hal ini selain menguntungkan juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi wilayah-wilayah yang bersangkutan.
Urbanisasi merupakan salah satu bentuk dari interaksi desa-kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Kehidupan yang dinamis tentang pertumbuhan dan perkembangan penduduk baik dari segi sosial, kultural dan budaya telah mengarahkan mobilisasi penduduk dari arah pedesaan ke arah perkotaan. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang meningkat cepat tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya. Meningkatnya proses urbanisasi tidak terlepas dari kebijakan pembangunan di perkotaan, khususnya pembangunan ekonomi yang dijalankan oleh pemerintah. Sebagaimana diketahui peningkatan jumlah penduduk akan positif dengan bertambahnya urbanisasi di suatu wilayah. Kecenderungan bahwa aktivitas perekonomian menjadi bersifat terpusat pada suatu area yang memiliki tingkat konsentrasi penduduk yang tinggi. Laju urbanisasi tidak dapat dihindari oleh kota-kota besar.


1.2      Rumusan Masalah
Melalui paparan di atas, penulis ingin merumuskan beberapa permasalahan yang akan diuraikan. Adapun yang menjadi rumusan masalah adalah:
1.     Apa yang dimaksud dengan interaksi dan urbanisasi?
2.     Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya interaksi kota?
3.     Bagaimana upaya mengatasi urbanisasi?
4.     Apa dampak yang ditimbulkan akibat interaksi dan urbanisasi bagi kota?

1.3     Tujuan Penulisan
1.  Mengemukakan pengertian interaksi dan urbanisasi.
2. Mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat interaksi dan urbanisasi bagi kota.
3   Mengetahui upaya untuk mengatasi urbanisasi.





BAB II
KAJIAN TEORITIS

2.1 Pengertian,
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dan desa ke kota atau dan kota kecil ke kota besar. Orang yang melakukan urbanisasi disebut urban.
Timbulnya perpindahan penduduk dan desa ke kota disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor pendorong dari desa dan faktor penarik dari kota.
Kota-kota di Indonesia yang menjadi tujuan sebagian besar urbanisasi, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Semarang. Proses urbanibasi dapat menyangkut dua aspek. yaitu berubahnya masyarakat desa menjadi masyarakat kota dan perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah gejala sosial yang masih terus berlangsung hingga saat ini.

Perpindahan penduduk perdesaan ke perkotaan terjadi karena adanya daya tarik (pull factors) dari perkotaan dan daya dorong (push factors) dari perdesaan. Faktor Pendorong dari Desa:
  • Faktor pendorong dan desa yang menyebabkan terjadinya urbanisasi sebagai beriikut.
  • Terbatasnya kesempatan kerja atau lapangan kerja di desa.
  • Tanah pertanian di desa banyak yang sudah tidak subur atau mengalami kekeringan.
  • Kehidupan pedesaan lebih monoton (tetap/tidak berubah) daripada perkotaan.
  • Fasilitas kehidupan kurang tersedia dan tidak memadai.
  • Upah kerja di desa rendah.
  • Timbulnya bencana desa, seperti banjir, gempa bumi, kemarau panjang, dan wabah penyakit.



2.3 Faktor Penarik dari Kota
  • Faktor penarik dan kota yang menyebabkan terjadinya urbanisasi sebagai berikut.
  • Kesempatan kerja lebih banyak dibandingkan dengan di desa.
  • Upah kerja tinggi.
  • Tersedia beragam fasilitas kehidupan, seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, transportasi, rekreasi, dan pusat-pusat perbelanjaan.
  • Kota sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. 
Terjadinya urbanisasi membawa dampak positil dan negatif, baik bagi desa yang ditinggalkan, maupun bagi kota yang dihuni. Dampak positif urbanisasi bagi desa (daerah asal) sebagai berikut.
  • Meningkatnya kesejahteraan penduduk melalui kiriman uang dan hasil pekerjaan di kota.
  • Mendorong pembangunan desa karena penduduk telah mengetahui kemajuan dikota.
  • Bagi desa yang padat penduduknya, urbanisasi dapat mengurangi jumlah penduduk.
  • Mengurangi jumlah pengangguran di pedesaan.
Adapun dampak negatif urbanisasi bagi desa sebagai berikut:
  • Desa kekurangan tenaga kerja untuk mengolah pertanian.
  • Perilaku yang tidak sesuai dengan norma setempat sering ditularkan dan kehidupan kota.
  • Desa banyak kehilangan penduduk yang berkualitas.
Dampak Urbanisasi bagi Kota terdiri dari dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif urbanisasi bagi kota sebagai berikut.
  • Kota dapat memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja.
  • Semakin banyaknya sumber daya manusia yang berkualitas.
Dampak negatif urbanisasi bagi kota sebagai berikut.
  • Timbulnya pengangguran.
  • Munculnya tunawisma dan gubuk-gubuk liar di tengah-tengah kota.
  • Meningkatnya kemacetan lalu lintas.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Interaksi dan Urbanisasi
Interaksi merupakan suatu proses yang sifatnya timbal pbalik dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku dari pihak-pihak yang bersangkutan melalui kontak langsung, berita yang didengar, atau surat kabar. Interaksi adalah hubungan antara dua wilayah atau lebih yang dapat menimbulkan gejala atau masalah baru. Interaksi antarkota dapat terjadi karena berbagai faktor atau unsur yang ada dalam salah satu kota, antara lain: kemajuan masyarakat kota, perluasan jaringan jalan dari satu kota ke kota lain, dan kebutuhan timbal balik antara kota itu dari integrasi atau pengaruh kota terhadap kota yang lainnya.
Istilah interaksi wilayah (spatial interaction) menurut Ullman mencakup berbagai gerak mulai dari barang, penumpang, migran, uang informasi, sehingga konsepnya sama dengan geography of circulation. Ullman juga mengemukakan terdapat tiga faktor utama yang mendasari atau memengaruhi interaksi antar wilayah.
1.    Adanya wilayah-wilayah yang saling melengkapi (regional comlementary).
2.    Adanya kesempatan untuk saling berintervensi (interventing opportunity).
3.    Adanya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang (spatial transfer ability).
Urbanisasi ialah suatu proses berpindahnya penduduk desa ke kota. Dengan kata lain, urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. Pengertian urbanisasi menurut Ensiklopedia Nasional Indonesia adalah suatu proses kenaikan proporsi jumlah penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Menurut Hope Tisdale Eldrige (1956), pengertian urbanisasi adalah proses perpindahan penduduk ke kota atau daerah permukiman padat. Istilah urbanisasi juga digunakan untuk mendeskripsikan perubahan kelompok sosial yang terjadi sebagai akibat konsentrasi manusia. Urbanisasi dapat juga berarti proses perubahan daerah desa menjadi daerah kota. Pengertian urbanisasi tersebut menunjukkan bahwa penduduk desa lebih mengenal kota. Banyak penduduk desa meninggalkan daerahnya dan pindah ke kota terdekat. Sebagian dari mereka bekerja di kota, tetapi bertempat tinggal di desa.


3.2     Faktor-faktor yang Mendasari Interaksi Kota
Dalam proses pembangunan hubungan atau interaksi antara kota dengan desa sangat erat. Eratnya hubungan antara kota dengan desa dapat dilihat dari peran desa dalam pengembangan kota.
1.    Desa sebagai pusat penghasil dan pensuplai bahan mentah dan baku untuk pembangunan di kota.
2.    Desa menyediakan tenaga kerja yang berperan dalam pembangunan kota.
3.    Desa menjadi daerah pemasaran produk-produk hasil industri di kota.

Demikian sebaliknya, kota turut punya peran besar sehingga muncul interaksi antara desa dengan kota.
1.    Kota menyediakan pusat-pusat pelatihan bagi peningkatan keterampilan penduduk desa.
2.    Kota menghasilkan barang-barang siap pakai yang dimanfaatkan di desa.
3.    Kota menjadi pusat informasi yang bermanfaat bagi desa.
4.    Kota menjadi pusat permodalan yang dibutuhkan masyarakat desa.
Terjadinya interaksi antarwilayah, menurut Edward Ullman (Danang Endarto, 2009), didasari oleh tiga faktor, yaitu sebagai berikut:
1.      Adanya Wilayah yang Saling Melengkapi (Komplementaritas Regional)
Menurut teori ini, hubungan timbal balik antarwilayah akan terjadi bila di antara keduanya memiliki potensi yang saling melengkapi atau saling membutuhkan. Wilayah A memiliki surplus potensi yang tidak dimiliki wilayah B. Sebaliknya, wilayah B memiliki surplus potensi yang tidak dimiliki wilayah A. Maka, dengan kondisi seperti itu, antara keduanya akan timbul interaksi, hubungan imbal balik antara A dan B.
2.      Munculnya Kesempatan untuk Berintervensi
Munculnya kesempatan untuk berintervensi dimungkinkan karena terdapat wilayah antara di antara dua wilayah yang akan saling berinteraksi. Akibatnya, akan muncul persaingan di antara dua wilayah. Sebagai contoh, kota A kekurangan barang B yang terdapat di kota B, sedangkan kota B membutuhkan barang A yang terdapat di kota A. Keadaan ini secara langsung akan menimbulkan interaksi antara kota A dan kota B. Akan tetapi, dengan munculnya kota C yang menyediakan barang A dan B yang dibutuhkan oleh kota A dan kota B, hubungan kedua kota tersebut melemah. Di sinilah muncul persaingan di antara ketiga kota tersebut sehingga ketiga kota berlomba-lomba untuk memenuhi kebutuhan. Pada akhirnya, pemenuhan kebutuhan untuk masing-masing kota dipengaruhi oleh keterjangkauan aksesibilitas sehingga bisa menekan biaya untuk mendapatkan kebutuhan tersebut.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZCqNkrNnnPvbJj1pIDz6cEsn_73rGhSwRgPsoAtvLtNDpWXwFcEuH3Uzh_U4JEiklsVd53JkjLKiUlChDx5EFsNnTHKPQJAqU77dtOjg6WLvLWQrKO2t1sCnxx4Cat-lQ4pxK0zUuxxM/s320/Melemahnya-Interaksi-Akibat-Intervening-Opportunity.jpg

3.      Kemudahan Pemindahan dalam Ruang
Pada umumnya, pemenuhan sumber daya yang dibutuhkan oleh suatu tempat akan memilih tempat-tempat yang memiliki berbagai kemudahan dalam pemenuhanannya, yaitu:
a.       lengkapnya fasilitas komunikasi,
b.      jarak yang relatif dekat,
c.       biaya transportasi yang murah, atau
d.      kelancaran arus transportasi.

3.3     Faktor Terjadinya Urbanisasi
Urbanisasi biasanya timbul seperti faktor berikut:
1. Adanya faktor yang mendorong (push factors) penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya. Faktor-faktor tersebut adalah:
a.       kurangnya lapangan kerja,
b.      terbatasnya kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan,
c.       kemiskinan,
d.      kurang fasilitas pendidikan,
e.       adat istiadat yang ketat,
f.       kurangnya sarana hiburan, dan sebagainya.

2. Adanya faktor yang menarik penduduk desa untuk pindah ke kota (pull factors), yaitu:
a.       tersedianya lapangan kerja yang relatif banyak dan bermacam-macam,
b.      luasnya kesempatan untuk sekolah, sampai ke jenjang paling tinggi sekalipun,
c.       Upah kerja tinggi.
a.       tersedianya aneka sarana hiburan dan luasnya pergaulan.
Bintarto (Nurmala Dewi, 2009) mengemukakan beberapa program pemerintah dalam mengatasi masalah urbanisasi, yaitu:
a.       mempelajari, meneliti, dan melaksanakan pengembangan wilayah di berbagai tempat, terutama di kota-kota besar yang ada di Pulau Jawa dan di luar Pulau Jawa;
b.      mengembangkan industri kecil atau industri rumah tangga di berbagai daerah pedesaan;
c.       mengatur arus migrasi penduduk dari daerah pedesaan ke kota melalui kegiatan administratif dan kebijaksanaankebijaksanaan lainnya;
d.      melancarkan kegiatan Keluarga Berencana (KB) dengan lebih ketat, baik di desa maupun di kota;
e.       menghidupkan daerah pedesaan dengan berbagai kegiatan pembangunan, antara lain mengembangkan dan meningkatkan jalur transportasi dan komunikasi, sehingga masyarakat desa tidak merasa tertinggal dari masyarakat kota.
f.       Pembangunan perumahan rakyat yang murah dan memenuhi syarat-syarat kualitas kesehatan di daerah tepian kota, sehingga dapat dihindari meluasnya pemukiman kumuh.
3.4 Dampak Interaksi dan Urbanisasi Bagi Kota
Dalam kenyataannya, wujud interaksi itu tidak hanya berlangsung antara kota dengan kota, melainkan juga antara kota dengan desa. Kedua jenis interaksi itu berlangsung terus tanpa henti. Hal ini dapat kita saksikan dengan hilir mudiknya kendaraan yang memadati jalan raya, atau pun gaungnya aneka siaran televisi dan radio dari satu kota ke kota lain atau ke sudut-sudut desa yang jauh sekalipun.
Adanya interaksi itu menimbulkan aneka pengaruh, baik yang positif maupun yang negatif. Pengaruh-pengaruh tersebut ialah sebagai berikut:
Pengaruh Positif
a)      Tingkat pengetahuan penduduk semakin meningkat. Peningkatan pengetahuan penduduk itu bisa terjadi karena pergaulan atau adanya saling tukar informasi dan pengalaman antarpenduduk; pendirian lembaga- lembaga pendidikan, dan keterampilan (khusus); melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi; dan arus informasi, baik lewat media elektronik maupun surat kabar.
b)      Tersedianya tenaga kerja dari desa.
c)      Adanya tempat permasaran hasil teknologi dari kota ke desa, misal peralatan teknologi pertanian.
d)     Desa sebagai mitra pembangunan wilayah perkotaan.
e)      Desa sebagai sumber bahan mentah bagi daerah perkotaan
f)       Produk-produk yang dihasilkan di daerah perkotaan dapat dipasarkan sampai ke pelosok desa sehingga keuntungan yang diperoleh lebih besar.
Pengaruh Negatif
            Dampak negatif adanya interksi desa-kota bagi kota yang paling nyata adalah terjadinya urbanisasi yang tidak terkendali. Hal ini disebabkan banyaknya penduduk desa yang bermigrasi ke kota untuk mencari pekerjaan da penghidupan yang lebih layak. Sebagai akibat dari urbanisasi tersebut kota tidak mampu lagi menampung penduduk, sehingga timbul permasalahan-permasalah antara lain sebagai berikut:
a.    Meningkatnya tingkat kriminalitas atau kejahatan seperti pencurian dan perampokan.
b.    Jumlah penduduk desa yang pergi ke kota tanpa keahlian menimbulkan permasalahan bagi daerah perkotaan, yaitu semakin meningkatnya jumlah pengangguran, penduduk miskin, gelandangan dan pengemis.
c.    Meningkatnya jumlah permukiman kumuh (slump) berupa gubuk-gubuk liar yang terletak di bantaran sungai, di sepanjang rel kereta api, dan sebaganya.
d.    Terjadinya degradasi kualitas lingkungan. Peningkatan jumlah penduduk desa yang pesat mendorong pembangunan rumah-rumah di wilayah kota yang berpengaruh terhadap penurunan atau degradasi kualitas lingkungan. Degradasi kualitas lingkungan dapat terjadi pada lingkungan fisik dan sosial. Degradasi lingkungan fisik dapat disebabkan oleh pencemaran, seperti pencemaran air, udara dan suara. Jenis pencemaran yang dapat digolongkan sabagai degradasi kualitas lingkungan social yaitu:
§  Kepadatan lalulintas kendaraan dapat menimbulkan perasaan jengkel dan kesal akibat kemacetan.
§  Semakin berkembangnya sikap hidup materialistic dan individualistis.
§  Tumpukan sampah yang terdapat di banyak tempat, terutama dekat permukiman mengganggu kesehatan dan keindahan lingkungan.
§  Rumah dan bangunan kota yang terlantar dan tidak terawatt menggangu pemandangan di sekitarnya.





BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan:
Interaksi adalah hubungan antara dua wilayah atau lebih yang dapat menimbulkan gejala atau masalah baru. Interaksi antarkota dapat terjadi karena berbagai faktor atau unsur yang ada dalam salah satu kota, antara lain: kemajuan masyarakat kota, perluasan jaringan jalan dari satu kota ke kota lain, dan kebutuhan timbal balik antara kota itu dari integrasi atau pengaruh kota terhadap kota yang lainnya.
            Urbanisasi ialah suatu proses berpindahnya penduduk desa ke kota. Dengan kata lain, urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. Pengertian urbanisasi menurut Ensiklopedia Nasional Indonesia adalah suatu proses kenaikan proporsi jumlah penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Menurut Hope Tisdale Eldrige (1956), pengertian urbanisasi adalah proses perpindahan penduduk ke kota atau daerah permukiman padat.
Menurut Edward Ullman faktor-faktor yang mendasari interaksi kota yaitu: adanya wilayah yang saling melengkapi, munculnya kesempatan untuk berintervensi, kemudahan pemindahan dalam ruang.
Dampak positif dari interaksi kota yaitu tingkat pengetahuan penduduk semakin meningkat, tersedianya tenaga kerja dari desa, desa sebagai mitra pembangunan wilayah perkotaan, desa sebagai sumber bahan mentah bagi daerah perkotaan. Sedangkan dampak negatif adanya interksi desa-kota bagi kota yang paling nyata adalah terjadinya urbanisasi yang tidak terkendali sehingga menimbulkan permasalahan seperti meledaknya jumlah penduduk, meningkatnya pengangguran, kemiskinan, dan pemukiman kumuh.




DAFTAR PUSTAKA
           
Dewi, Nurmala. 2009. Geografi untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Endarto, Danang dkk. 2009. Geografi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Pusat  Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Hartono. 2009. Geografi 3 Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

No comments:

Post a Comment

buku bimbingan

                                                                                                                                            ...

082126189815

Name

Email *

Message *