BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia adalah Negara Agraris
yang memiliki wilayah daratan dengan yang sangat luas dan sangat berpotensi
untuk dikembangkan. Seperti dalam UUD 1945 menyatakan bahwa Tanah, air, dan
Udara yang menyangkut “hajat hidup orang banyak” dikuasai oleh Negara. (Prof.
Dr. M. Ryaas Rasyid, MA 2003: 44).1[1]
Peternakan sebagai bagian integral dari
sektor pertanian mempunyai posisi strategis yang berpihak kepada masyarakat
luas dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta perluasan
kesempatan kerja, penciptaan lapangan usaha dan pertumbuhan baru.
Berdasarkan jenis sumber daya hewan yang
dibudidayakan peternakan dibedakan menjadi tiga, yaitu peternakan hewan besar,
kecil dan unggas.
1). Ternak Besar.
Hewan
ternak besar yang sangat potensial untuk dibudidayakan adalah sapi. Jenis sapi
yang biasa diupayakan penduduk terdiri
atas dua jenis, yaitu sapi potong dan sapi perah. Pembudidayaan atau ternak sapi
potong banyak dijumpai di Jawa Timur, dan Nusa Tenggara,
sedangakan daerah persebaran ternak sapi perah antara
lain Lembang (Jawa Barat), Boyolali (Jawa Tengah), dan Grati (Jawa Timur).
Daerah yang paling cocok untuk pemeliharan sapi perah adalah di kawasan
pegunungan dan dataran tinggi. Hal ini sangat berkaitan dengan salah satu
syarat hidupnya yaitu suhu yang sejuk. Sebagian besar system peternakan sapi
yang dilaksanakan di Nusa Tenggara Timur dilakukan dengan cara dibiarkan
berkeliaran secara bebas di kawasan padang rumput hanya sewaktu-waktu saja
dikandangkan. Dari ternak ini dapat dihasilkan antara lain daging, susu, kulit
dan tanduk.
2). Ternak
Kecil
Ternak
kecil terdiri atas jenis hewan domba (biri-biri), kambing, dan kelinci. Usaha
pemeliharan domba atau kambing ditemui hampir di seluruh wilayah tanah air,
walaupun dalam skala kecil. Di wilayah perdesaan banyak penduduk yang
memelihara hewan ini sebagai usaha sampingan pertanian. Ada dua cara
pemeliharaan kambing yang umum dilakukan penduduk, yaitu melalui system
penggembalaan di kawasan tegalan atau dengan cara dikurung di kandang, hanya
sewaktu-waktu dilepas atau digembalakan. Selain dimanfaatkan dagingnya untuk
konsumsi masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhan protein hewani, manfaat
yang dapat diambil dari pemeliharaan kambing adalah kulit, susu, bulu domba
adalah bahan baku kain wool yang relative mahal harganya. Misalnya, bulu
biri-biri merino yang sangat terkenal karena sangat tebal dan berkualitas
tinggi. Ternak babi banyak diupayakan penduduk di daerah Bali, Nusa Tenggara
Timur, Papua, Tapanuli, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan.
Adapun hewan kelinci biasa diupayakan penduduk yang tinggal di wilayah dataran
tinggi, karena hewan ini sangat cocok hidup di wilayah sejuk.
3). Ternak
Unggas
Unggas
merupakan kelompok hewan yang bersayap. Beberapa jenis hewan unggas, seperti
ayam, itik, bebek, angsa, serta burung banyak diternakan oleh penduduk, baik
dalam skala kecil dan sederhana, serta diperuntukkan bagi pemenuhan keperluan
keluarga, maupun yang diupayakan secara profesional dengan teknologi peternakan
yang moderen. Beberapa jenis komoditas peternakan unggulan antara lain :
·
Itik alabio, dipelihara sebagai ayam pedaging;
·
Ayam ras leghorn, dipelihara sebagai ayam
petelor; dan
·
Ayam buras (bukan ra[2]s)
atau ayam kampung1
Pembangunan peternakan turut berkontribusi
dalam pembangunan daerah (seperti struktur ekonomi Provinsi Papua Barat
triwulan 1-2014 didominasi oleh sector industry pengolahan sebesar 53,00
persen; sector pertanian sebesar 11,65 persen; dan sector bangunan sebesar 8,66
persen) dan pembangunan perdesaan; mendukung ketahanan sumberdaya alam dan
lingkungan. Namun, pembangunan peternakan tidak dapat dilakukan secara
sendiri-sendiri tetapi harus bersinergi secara harmonis dengan mengikutsertakan
seluruh pemangku terkait baik petani/kelompok tani, koperasi maupun masyarakat,
dunia usaha, akademisi dan juga pemerintah. Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi
daging secara nasional, masih harus dilakukan impor kecenderungan semakin
meningkat dan diikuti menurunnya populasi sapi potong.
Dalam pengembangan system dan usaha
agribisnis peternakan. Peternak merupakan kekuatan kunci sehingga prioritas
perhatian dalam pengembangan agribisnis adalah serangkaian upaya memampukan
peternak agar berdaya mengelola usahanya secara berkelanjutan dan mampu memberikan
sumber kesejahteraan keluarga sepanjang tahun. Upaya memampukan peternak yang
dimaksud harus pula dalam kerangka penyelenggaraan pembangunan ekonomi daerah
dengan pemanfaatan kekuatan domestik melalui pertumbuhan partisipasi
seluas-luasnya.
Usaha peningkatan produktivitas terkait
langsung dalam rangka peningkatan pendapatan dan kesejahteraan peternak beserta
keluarganya. Peningkatan fasilitas untuk mendorong peningkatan kemampuan
individu peternak (melalui sistem kebersamaan ekonomi). Kelembagaan ekonomi
peternak. Peningkatan pendapatan harus ditempuh dengan pendekatan multiusaha
(diversifikasi) yang terintegrasi (karena lahan petani sempit), bukan sebatas
diversifikasi yang mengurangi resiko usaha pertanian melainkan yang saling
terintegrasi dan bersinergi. Dalam artian pengembangan system dan usaha
agribisnis berbasis peternakan sebagai usaha pokok disertai berbagai cabang
usaha tani yang sesuai mengarah kepada pendapatan petani yang terdiversifikasi
sepanjang tahun.
Seiring dengan semangat reformasi dan
otonomi daerah, pendekatan mekanisme pemberdayaan masyarakat dengan peningkatan
peran dan partisipasi masyarakat sebesar-besarnya melalui kegiatan Bantuan
Langsung Masyarakat (BLM) telah dirancang pemerintah sejak lima tahun yang
lalu. Sesuai dengan perkembangan dalam pelaksanaannya, pendekatannya pun telah
mengalami penyesuaian dari Bantuan Pinjaman Langsung Masyarakat (BPLM) dan saat
ini menjadi penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK).1[3]
Berbagai program kegiatan pada Dinas
Peternakan Kabupaten Sorong Pronvisi Papua Barat Tahun 2013 ini, salah satu
program peningkatan produksi peternakan dengan kegiatannya pemberdayaan
masyarakat peternak Papua dengan sumber dana otonomi khusus. Untuk melengkapi
pengetahuan bagi peternak sapi, maka diadakan kegiatan pelatihan ini, dengan
harapan peternak yang sudah pernah memiliki pengetahuan tentang cara beternak
bisa lebih ditingkatkan, sedangkan yang baru pertama kali mengikuti untuk bisa
lebih menambah pengetahuannya.
Kegiatan
pelatihan ini akan dibagi menjadi dua bagian, yakni melalui teori dan
berikutnya ada kegiatan praktek lapangan. Dalam praktek lapangan nanti
diharapkan bisa melihat langsung bagaimana cara beternak yang baik.
Bagi perwakilan peternak
Kabupaten Sorong mempunyai misi sebagai Kabupaten termuka dalam bidang
peternakan di Provinsi Papua Barat dimana
populasi ternak sapi di daerah ini memperoleh urutan kedua terbanyak
setelah Kabupaten Manokwari karena komoditas unggulan Kabupaten Sorong adalah ternak
sapi, maka diharapkan dengan penyerahan ternak tersebut dapat dikembangkan
dengan baik dalam pengembangan ternak ini di waktu-waktu yang akan datang.
Pemberian
bantuan ternak sapi bagi masyarakat papua peternak sapi sebanyak 100 ekor yang
terdiri dari 17 ekor sapi jantan dan 83 ekor sapi betina, jelasnya usai
pelaksanaan kegiatan pelatihan peternakan “Budi daya ternak sapi potong”.
Bantuan ini disalurkan melalui dana Otsus tahun 2015 pada 5 distrik yakni
Distrik Aimas, Mariat, Klamono, Sayosa dan Distrik Klabot yang masing-masing
distrik memiliki 5 kelompok. Sistim pembagiannya dibagi sesuai aturan, maka
masing-masing kelompok dan kepala keluarga diberikan 1 ekor betina dan
jantannya disesuaikan agar bisa berkembangbiak. Dari sekian banyak bantuan sapi
yang telah diberikan pemerintah daerah kepada warga masyarakat asli Papua
selama ini, ada beberapa warga yang sudah berhasil dalam mengembangkan ternak
sapinya, akan tetapi ada juga yang tidak berhasil karena tergoda untuk
menjualnya sehingga sebagai peternak sapi dapat dikatakan gagal.1[4]
Sesuai dengan program Dinas Peternakan Kabupaten
Sorong bukan hanya dari dana otonomi khusus sebagaimana diatur dalam UU Nomor
21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus untuk menopang atau berswasembada pada
wilayah lainnya.3 Kabupaten Sorong sudah menjadi sumber pembibitan
ternak sapi bagi Papua Barat, karena komoditas ternak sapi ini sudah menjadi
ternak unggulan, sehingga Kabupaten Sorong bisa mendapat bantuan dari direktif
presiden, meskipun pada awalnya hanya daerah Fak-fak, Kebar dan Manokwari dan
pada akhirnya bantuan diberikan juga pada Kabupaten Sorong, karena melihat
daerah hamparannya yang luas dan strategis untuk menjangkau dan menyumbang
kebutuhan-kebutuhan disekitarnya.1[5]
Berdasarkan
uraian data yang ditemukakan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “PEMBERDAYAAN
PETERNAK SAPI OLEH DINAS PETERNAKAN DI KELURAHAN MARIYAI KABUPATEN SORONG
PROVINSI PAPUA BARAT”
[1] Rasyid, Ryaas, Otonomi Daerah, Yogyakarta, 2003, hlm.44
[2] http://wacanapengetahuan.blogspot.co.id/2013/11/peternakan-hewan-besar-peternakan-kecil_5866.html,
diakses 29 november 2015, jam 22.02 WIB
[3] http://www.papuabaratprov.go.id,
diakses 29 november 2015, jam 22.10 WIB
[4] http://www.sorongkab.go.id,
diakses 29 november 2015, jam 22.30 WIB
[5] Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus
No comments:
Post a Comment