Tuesday, April 3, 2018

PARADOKS KONSEP MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN

PARADOKS KONSEP MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN

PENGERTIAN MANAJEMEN
Kata manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu management yang berarti tata laksanaan, tata pimpinan, dan pengelolaan. Kata management dari kata kerja to manage yang sinonimnya antara lain to hand berarti mengurus, to control berarti memeriksa, to guide berarti memimpin. Jadi apabila dilihat dari asal katanya manajemen berarti penguasa, pengendalian, memimpin dan membimbing.
Para ahli manajemen sepakat bahwa pengertian manajemen berpangkal dari istilah bahasa latin Manag “managerial” terdiri dari dua penggalan kata yakni “manus” yang berarti tangan dan “agree” yang berarti melakukan atau melaksanakan.                                 
Dari segi istilah, banyak rumusan yang telah dikemukakan oleh para ahli di bidang ilmu manajemen. Rumusannya berbeda-beda, hal ini didasarkan pada sudut pandang dan latar belakang pengetahuan yang berbeda, walaupun pada hakekatnya pengertiannya adalah sama.
Menurut Simamora, bahwa manajemen adalah proses pendayagunaan bahan baku dan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Buchari Zainun, bahwa manajemen dalam konsep populernya berarti suatu upaya atau proses upaya seorang pimpinan dengan satu kewenangan tertentu untuk mewujudkan sesuatu tujuan tertentu dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada dan yang sudah dikuasai pimpinan itu, terutama sumber daya manusia yang berada di bawah kekuasaannya. ]Demikian halnya Hasibuan, bahwa manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Pernyataan lain dikemukakan oleh Wahjosumidjo, bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan usaha anggota-anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
 Susilo Martoyo, bahwa pada hakekatnya manajemen adalah suatu kerja sama orang-orang untuk mencapai suatu tujuan yang telah disepakati bersama dengan sistematis, efisien, dan efektif.
Menurut Manullang, bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian yakni: Pertama, manajemen sebagai suatu proses. Kedua, manajemen sebagai suatu kolektivitas. Dan ketiga, manajemen sebagai suatu seni dan sebagai suatu ilmu. Manajemen sebagai proses, G.R.Terry memandang bahwa kegiatan atau fungsi-fungsi dasar dari manajemen membentuk suatu proses yang disebut proses manajemen yang bersifat operasional. Sedangkan manajemen sebagai suatu kolektivitas, menurut S.P. Siagian  bahwa kelompok manajerial dan kelompok pelaksana, mempunyai bidang tanggung jawab masing-masing secara konseptual dan teoritikal dapat dipisahkan, akan tetapi secara operasional menyatu dalam berbagai tindakan nyata dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sebagai suatu seni dan sebagai suatu ilmu menurut  G.R. Terry, bahwa seni manajemen menuntut suatu kreativitas yang didasarkan pada kondisi pemahaman ilmu manajemen. Dengan demikian, ilmu dan seni manajemen saling mengisi, jika salah satu meningkat, maka yang lain harus meningkat pula, diperlukan suatu keseimbangan diantara kedua aspek tersebut.]
Setelah mengemukakan berbagai definisi tentang manajemen, maka dikemukakan komponen-komponen yang menjadi landasan ilmu manajemen itu sendiri.  Secara garis besar terdapat tujuh komponen dasar yang melandasi ilmu manajemen yakni:
1)              Manajemen memiliki tujuan yang ingin dicapai.
2)              Manajemen merupakan perpaduan antara ilmu dan seni.
3)              Manajemen merupakan proses yang sistimatik, terkoordinasi, komperatif dan integrasi dalam pemanfaatan ilmu-ilmu manajemen.
4)              Manajemen dapat diterapkan jika ada dua orang atau lebih dalam melakukan kerja sama pada suatu organisasi.
5)              Manajemen harus didasarkan pada pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab.
6)              Manajemen terdiri dari beberapa fungsi planning, organizing, staffing directing, Controlling, dan
7)              Manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan.

Sunindia dan Ninik Widianti, bahwa seorang yang bekerja dalam arti modern sudah harus mulai dengan merumuskan terlebih dahulu secara obyektif tujuan kerja yang hendak dicapai, melakukan planning yakni memperkirakan dan menentukan jalan yang akan dilintasi, memperhitungkan serta menentukan secara kualitatif dan kuantitatif uang, sarana, bahan, teknologi, ruang, tenaga penggerak dan waktu.
Dengan demikian,  menurut Admosudirdjo  bahwa orang yang tidak bisa bekerja (dalam arti modern) juga tidak akan bisa manajemen.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang manajemen yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dipahami bahwa  manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengefisienkan dan mengefektifkan pencapaian tujuan organisasi melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang dibutuhkan.


KEPEMIMPINAN
Dalam bicara manajemen, secara sederhana kita bisa mengatakan dengan menggunakan rumus POAC (ini paling kuno dan sederhana). P = Palnning (kita tidak kekurangan manusia-manusia yang mampu menyusun rencana dengan baik. apalagi dinegara kita. justru seakan semuanya hanya mampu untuk planning saja). O = Organizing (mengorganisasikan, hirarkhi span of control dst. Siapa bertugas apa, melapor pada siapa, dengan target apa dst). A = Actuating dimana isinya adalah Leadership dan Motivation. Disini diri kita, institusi kita, perusahaan kita, bahkan lebih dahsyat lahi negara kita, kadang  sangat kekurangan masalah ini. C = Controlling. Mengontrol apa-apa yang sudah di planning-kan, diorganizing-kan, apakah dilaksanakan secara benar atau sesuai tidaknya dengan SOP (petunjuk standarat operasioanl). Kalau Actuating tidak jalan, artinya kepastian dilaksanakan atau tidak dilaksanakan sebuah rencana dan pengorganisasian tidak jelas. disini juga dipertanyakan; Apakah kita, pekerja, pegawai kita,  mempunyai motivasi yang cukup dalam melaksanakan yang diplanning dan organizing-kan dengan baik?. Bila tini semua jawabannya ragu-ragu atau tidak, maka controlling pasti akan amburadul atau kalau tidak akan disiasati dengan kecurangan-kecurangan.
Dalam  era globalisasi, era tehnologi dan informasi, perubahan terjadi dalam semua aspek terasa sangat cepat. Dengan semua kecepatan-kecepatan ini, maka Actuating (yang berisi Kepemimpinan dan Motivasi) akan sangat dan lebih diperlukan lagi dari pada sebelumnya. Drucker (Filosof dan bapak Manajemen) mengatakan; inti kepemimpinan/pemimpin adalah penentu arah effektivitas, bukan effisiensi. Doing thing The right bukan Doing right the thing.

KEPEMIMPINAN KARISMATIK
Karisma dari bahasa Yunani yang artinya “Bakat”. Kepemimpinan Karismatik adalah kemampuan untuk mempengaruhi pengikut berdasarkan pada baker supranatural dan kekuatan yang menarik. Pengikut menikmati karismanya pemimpin karena mereka merasa memperoleh inspirasi, kebenaran dan penting. Mereka biasanya bekerja berdasarkan visi dan dalam kondisi kritis. Perkembangan pemimpin karismatik: Pertama: pemimpin secara kontinyu menilai lingkungan, menyesuaikan dan merumuskan sebuah visi tentang apa yang harus dilakukan. Sasaran pemimpin dibentuk . Kedua : Pemimpin menyampikan visinya kepada para pendukung, menggunakan cara apapun yang perlu. Ketiga : Dititik beratkan dengan bekerja berdasarkan kepercayaan dan komitmen. Mengerjakan hal-hal yang tak terduga, mengambil resiko dan menjadi ahli secara teknis. Keempat : Pemimpin karismatik bekerja sebagai model dan motivator.





KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DAN TRANFORMASIONAL
Kepemimpinan Transaksional adalah kepemimpinan dimana pemimpin membantu para pengikut mengenali apa yang disenangi dan diinginkan dan membantu mereka mencapai tingkat pelaksanaan yang menghasilkan penghargaan yang memuaskan dari pencapaian keinginan mereka. Pendekatan ini menggunakan konsep Path-goal sebagai kerangka kerjanya. Contoh: Upah-prestasi, Jabatan-gaji dll.
Kepemimpinan Tranformasional adalah kepemimpinan dimana pemimpin memiliki kemampuan untuk memberikan inspirasi dan memotivasi para pengikut untuk mencapai hasil-hasil yang lebih besar dari pada yang direncanakan secara orisinil/formal untuk imbalan internal.
Faktor-faktor kepemimpinan tranformasional dalam penelitian Bass (Leadhership Performance) adalah:  Karisma : Pemimpin mampu menanamkan suatu rasa nilai, hormat, dan kebanggaan dan untuk mengutarakan sutau visi dengan jelas. Perhatian individual : Pemimpin memberi perhatian pada kebutuhan para pengikut dan menugaskan proyek-proyek berarti sehingga para pengikut tumbuh sebagai pribadi. Rangsangan Intelektual : Pemimpin membentu para pengikut berfikir kembali dengan cara-cara rasional untuk memeriksa sebuah situasi. Ia mendorong para pengikut agar kreatif. Penghargaan yang tak terduga : Pemimpin memberitahu para pengikut tentang apa yang harus dilakukan untuk menerima perhargaan yang lebih mereka sukai. Manajemen dengan pengecualian : Pemimpi pengijinkan para pengikut untuk mengerjakan tugas dan tidak mengganggu kecuali bila sasaran-sasaran tidak dicapai dalam waktu yang masuk akal dan biaya yang pantas.

TEORI PRIBADI-PRILAKU
Teori ini mencari tahu bagaimana prilaku pemimpin menentukan effektifitasnya. Ada beberapa penelitian disini: Studi dari universitas of Michigan, ada dua kategori yaitu 1) Kepemimpinan yang berpusat pada pekerjaan —- disini pemimpin mengawasi secara ketat pekerjaan dan kinerja bawahan. 2) Pemimpin berpusat pada Karyawan —-pemimpin hanya mengawasi secara umum pekerjaan orang lain. Ia berusaha agar orang lain merasakan otonoi dan dukungan. Kritik pada teori ini adalah siplifikasi, hanya dua kategori saja.
Studi dari Ohio State University, ada dua kategori yang dilihat dari pemimpin yaitu 1) Membentuk struktur —- Tindakan dari kepemimpinan berarti pembentukan struktur tugas dan tanggung jawab dari pengikut. 2) Konsiderasi — Tindakan dari pemimpin yang menunjukkan dukungan bagi pengikutnya dalam suatu kelompok.

TEORI SITUASIONAL
Suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan bahwa pemimpin memahami perilakunya,sifat-sifat bawahannya dan situasi sebelum menggunakan suatu gaya kepemimpinan tertentu. Pendekatan ini mensyaratkan pemimpin untuk memiliki keterampilan diagnostic dalam perilaku manusia. Pemimpin yang effektif disini harus menyesuaikan terhadap perbedaan-perbedaan bawahan dan situasinya.

MODEL KONTINGENSI
Teori ini mengatakan effektifitas kepemimpinan tergantung dari interaksi gaya kepemimpinan dan situasi yang mendukung. gaya kepeimpinan, Dalam GAYA KEPEMIMPINAN yang dilihat seperti : 1) Berpusat pada karyawan dan pekerjaan (pencetusnya Likert) —- ini menghasilkan peningkatan produksi namun dalam waktu lama menimbulkan penekanan dan penolakan, melalui absensi, turn-over karyawan —- Gaya terbaik berpusat pada karyawan. 2) Membentuk Struktur dan Konsiderasi (pencetusnya: Fleisman, Stogdill dan Shartle) —- kombinasi dari menciptakan struktur dan konsiderasi dalam situasi menentukan effektifitasnya. Dalam SITUASI yang dilihat adalah: 1) Hubungan Pemimpin-Anggota — ini mengacu pada derajat keyakinan, kepercayaan dan rasa hormat yang didapatkan pemimpin dari pengikutnya. 2) Struktur tugas —- ini mengacu pada bagaimana terstrukturnya tugas dengan mempertimbangkan persyaratan, alternative pemecahan masalah dan unpan balik pada keberhasilan kerja. 3) Kekuasaan Posisi — ini mengacu pada kekuatan inheren dalam posisi kepemimpinan.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJEMEN KEPEMIMPINAN
1.        Karateristik pribadi
Karakter pimpinan keperawatan sangat berpengaruh terhadap proses kepemimpinan yang dijalankannya. Berikut adalah beberapa karakter kepemimpinan keperawatan yang efektif sebagai berikut : 
a.   Jujur
b.   Terbuka
c.   Terus Belajar
d.   Enterpreuner (Wira Usaha)
e.   Disiplin
f.    Intelegen
2.        Kelompok yang dipimpin
Keberhasilan seorang pemimpin dalam menjalankan organisasinya dipengaruhi oleh kelompok yang dipimpinnya. Semakin besar kelompok yang dipimpin semakin sulit menjalankan kepemimpinan. Oleh karena itu, agar memudahkan proeses kepemimpinan maka perlu dilakukan pembagian tugas kepemimpinan kepada unit-unit atau tim.
3.        Situasi yang dihadapi
Beberapa situasi ruang perawatn berikut ini akan mempengaruhi proses kepemimpinan dalam pelayanan asuhan keperawatn yaitu :
a.       Kemampuan dan pengalaman aggota
b.      Peraturan dan kebijakan rumah sakit.
Dalam melaksanakan aktivitasnya bahwa pemimpin dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor-faktor tersebut sebagaimana dikemukakan oleh H. Jodeph Reitz (1981), yaitu : 
1.      Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan.
2.      Harapan dan perilaku atasan.
3.      Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap apa gaya kepemimpinan.
4.      Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin.
5.      Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan.
6.      Harapan dan perilaku rekan.


CONTOH KASUS MANAJEMEN KEPEMIMPINAN DI IPDN
Sistem pendidikan di STPDN dilaksanakan dengan format JARLATSUH yaitu Pengajaran, Pelatihan dan Pengasuhan dengan komposisi 45 % : 30% : 25%. Sampai dengan sekarang di IPDN masih memakai pola JARLATSUH yang mungkin sudah dengan perubahan komposisi. Format ini kemudian menjadi pedoman bagi pelaksanaan pendidikan di IPDN/STPDN, dan untuk menunjang pelaksanaan pendidikan di kampus ditetapkan pula tentang Kode Kehormatan, Tata Krama, serta  Peraturan Kehidupan Praja yang mengatur kewajiban dan hak, cara bersikap, larangan dari mulai ringan sampai berat dan hukuman disiplin yang ringan sampai berat.
Selanjutnya yang penting dari sistem pengajaran, pelatihan dan pengasuhan atau JARLATSUH tersebut ialah sistem pendidikan asrama, salah satu pendekatan dalam mencetak kader pimpinan  pamong yang dipersiapkan untuk kehidupan bermasyarakat. Terlepas bahwa konsep tersebut telah diselewengkan oleh para aktornya sebagai tanda ketidak berhasilan proses pelembagaan di IPDN, konsep pendidikan JARLATSUH tersebut pada dasarnya menjawab kebutuhan kepemimpinan pamong. Untuk pamong dibutuhkan konsep kepemimpinan yang melekat sebagai pandangan hidup, bukan hanya kepemimpinan sebagai cara bertindak dan tidak cukup hanya kepemimpinan konvensional seperti asta-brata atau konsep kepemimpinan Ki Hadjar Dewantoro. Saat sekarang, ada kebutuhan kepemimpinan  dengan konsep ”kepemimpinan pandangan hidup” yang menurut Chris Lowney (2005) meliputi empat substansi pokok, yaitu : Pertama, kesadaran diri, memahami kekurangan dan kelebihan, mengenal nilai-nilai dan pandangan hidup; Kedua, in-genuitas, artinya kepemimpinan yang cerdik dan fleksibel dalam pengertian innovative dan bekemampuan untuk beradaptasi; Ketiga, cinta kasih dalam arti kontak pada orang-orang lain dengan cinta kasih dan dalam nilai-nilai yang positif; dan Keempat, heroisme, dalam arti bahwa mampu mengajak dan menyemangati diri sendiri dan orang lain dengan ambisi-ambisi yang heroik. Sejalan dengan itu maka konsep kepemimpinan kemasyarakatan atau disebut pamong  ciri utamanya ialah keteladanan atau pola prilaku dan akan dinilai orang dari kualitas pribadinya. Konsep kepemimpinan di tengah-tengah masyarakat mengandung substansi dan format yang meliputi : pertama, memobilisasi dan memotivasi masyarakat dan kedua, mengembangkan kebersamaan untuk menuju pada arah yang sama, dalam arti tujuan yang sama seperti membangun daerah dan menciptakan kesejahteraan. Format JARLATSUH dalam sistem pendidikan IPDN yang berorientasi kepemimpinan masyarakat atau kepamongan tersebut berlangsung dalam kehidupan praja dengan sistem pendidikan asrama.
Selama empat tahun bersama-sama berada didalam kampus Jatinangor bersimulasi dalam sistem tatanan kehidupan berpemerintahan dengan peran simulasi masing-masing antara lain sebagai Gubernur, Bupati, Camat, dan anggota masyarakat. Berbagai pengalaman baik dan buruk selama berada dalam gemblengan pendidikan, perlu dipersepsikan secara bijaksana. Komitmen para aktor akan suatu proses pelembagaan yang sudah dirancang konsepsinya, pelru dijaga secara konsisten dan IPDN harus menjadi institusi pendidikan PNS yang semakin flourishing ditengah-tengah  hingar-bingar mencari kepemimpinan politik eksekutif di berbagai strata pemerintahan. Namun, jelas kebutuhan mutlak adalah upaya yang dilandasi oleh kejujuran dalam perancangan dan implementasi kebijakan.

No comments:

Post a Comment

buku bimbingan

                                                                                                                                            ...

082126189815

Name

Email *

Message *