BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Saat ini di zaman ketika uang dipuja-puja sebagai Tuhan, banyak
pemimpin yang terlahir dari proses instan. Masyarakat seakan terhipnotis dengan
janji-janji dan ada pula yang menggunakan money politik pada saat pemilihan
umum. Kesejahteraan
masyarakat yang menjadi cita-cita utama perubahan hanya menjadi simbol jualan
pasar menuju kekuasaan.
Bangsa
Indonesia tengah mengalami krisis kepemimpinan nasional, yakni pemimpin
memiliki ketegasan, berani dan diinginkan rakyat. Pemimpin nasional saat ini sering absen dalam
peristiwa-peristiwa yang sebenarnya penting untuk bersama rakyatnya, seperti
halnya kasus kekerasan yang terjadi belakangan ini. Pemimpin negeri ini tidak pernah hadir dalam
persoalan-persoalan yang dialami rakyat. Ini bisa dikatakan krisis kepemimpinan.
Indonesia
butuh seorang pemimpin yang dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan
dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik dan
sulit, serta dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar
masalah dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu dalam makalah ini akan
dibahas mengenai kriteria pemimpin Indonesia di masa depan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
makna Kepemimpinan?
2. Bagaimana
kondisi kepemimpinan di Indonesia?
3. Bagaimana
Kriteria Pemimpin masa depan?
C. Tujuan
1. Mengetahui
makna kepemimpinan.
2. Mengetahui
kondisi kepemimpinan di Indonesia
3. Mengetahui
kriteria pemimpin masa depan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Makna
Kepemimpinan
Istilah
kepemimpinan berasal dari kata “pimpin’ yang artinya bimbing atau tuntun.
Kemudian berkembang menjadi kata “memimpin” yang artinya memimpin atau
menuntun, serta kata “pemimpin” yang artinya orang yang berfungsi memimpin,
atau orang yang membimbing atau menuntun.
Adapun istilah “pemimpin” berasal
dari kata asing leader dan “kepemimpinan dari kata leadership. Menurut Pamudji
(1986:6), kepemimpinan berbeda dengan manajemen, perbedaan tersebut antara
lain:
1.
Kepemimpinan itu nuansanya mengarah kepada kemampuan
individu, yaotu kemampuan dari seseorang pemimpin, sedangkan manajemen mengarah
kepada sistem dan mekanisme kerja.
2.
Kepemimpinan merupakan kualitas hubungan atau
interaksi antara si pemimpin dan pengikut dalam situasi tertentu, sedangkan
manajemen merupakan fungsi status atau wewenang; jadi kepemimpinan menekankan
kepada pengaruh terhadap pengikut sedangkan manajemen menekankan pada wewenang
yang ada.
3.
Kepemimpinan menggantungakn diri pada sumber-sumber
yang ada dalam dirinya (kemampuan dan kesanggupan) untuk mencapai tujuan,
sedangkan manajemen mempunyai kesempatan untuk mengerahkan dana dan daya yang
ada di dalam organisasi untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif.
4.
Kepemimpinan lebih bersifat hubungan personal yang
berpusat pada diri si pemimpin, pengikut dan situasi, sedangkan manajemen
bersifat interpersonal dengan masukan (input) logika, rasio, dana, analistis,
dan kuantitatif.
Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :
1.
Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin
adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk
mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
2.
Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah
mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan,
mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan
dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
3.
Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama
harus seorang yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik
dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang
yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari berbagai
agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib
dan ide ketuhanan yang berlainan.
4.
Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah
seorang yang membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak
lagi memerlukan pemimpinnya itu.
5.
Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi
manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.
6.
Sedangakn
menurut Pancasila, Pemimpin
harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing
asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila
adalah :
a.
Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan
perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang – orang yang
dipimpinnya.
b. Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat
berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya.
c.
Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang – orang yang
diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang
lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi
proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku
pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan
budayanya.
Ada beberapa pendapat tentang
kepemimpinan, seperti:
1.
Kepemimpinan sebagai titik pusat perubahan, kegiatan,
dan proses dari kelompok (Cooley)
2.
Kepemimpinan adalah suatu kepribadian yang mempunyai
pengaruh (Bingham).
3.
Kepemimpinan adalah seni untuk menciptakan kesesuaian
faham atau keseiaan, kesepakatan (Munson).
4.
Kepemimpinan adalah pelaksanaan pengaruh (Nash).
5.
Kepemimpinan adalah tindakan atau perilaku (Hemphill).
6.
Kepemimpinan adalah suatu bentuk persuasi (Schenk).
7.
Kepemimpinan adalah suatu hubungan kekuatan/kekuasaan
(Janda).
8.
Kepemimpinan adalah sarana pencapaian tujuan (Cowley)
9.
Kepemimpinan adalah suatu hasil dari interaksi
(Bogardus)
10. Kepemimpinan
adalah peranan yang dipilahkan (Gibb)
11. Kepemimpinan
sebagai inisiasi (permulaan) dari struktur (Smith)
Variabel-variabel
Kepemimpinan:
1. Situasi dan
kondisi
Situasi dan kondisi yang melingkupi kepemimpinan akan
mempengaruhi keberhasilan seorang pemimpin. Bahkan situasi dan kondisi ini
dapat membentuk seseorang untuk menjadi pemimpin.
2. Pengikut
Prmgikut perlu diperhatikan oleh seorang pemimpin,
karena mereka dapat mempengaruhi keberhasilan kepemimpinannya. Seorang pemimpin
harus mengetahui dan memahami perihal keadaan yang dipimpin. Para pengikut
mengikuti pemimpin karena beberapa hal:
a.
Adanya rasa
patuh dan taat karena naluri dan nafsu
b. Adanya rasa
patuh dan taat karena tradisi dan adat
c.
Adanya rasa
patuh dan taat karena agama dan budi nurani
d. Adanya rasa
patuh dan taat karena akal dan rasio
e.
Adanya rasa
patuh dan taat karena peraturan hukum
3. Pribadi
pemimpin
Pribadi pemimpin dipandang mempunyai
posisi yang strategis dalam suatu kelompok dan bahkan suatu bangsa. Kesuksesan
yang dicapai oleh suatu kelompok atau suatu bangsa merupakan buah karya si
pemimpin dan sekaligus petunjuk keberhasilan kepemimpinannya.
Ordway Tead mengemukakan sifat-sifat
seorang pemimpin:
a.
Energi
jasmani dan rohani
b. Kepastian
akan maksud dan arah tujuan
c.
Entusiasme
atau perhatian yang besar
d. Ramah tamah,
penuh rasa persahabatan dan ketulusan hati
e.
Integritas
atau pribadi yang bulat
f.
Kecakapan
teknis
g. Mudah
menetapkan keputusan
h. Cerdas
i.
Kecakapan
mengajar
j.
Keyakinan
Sementara
itu Prof. Arifin Abdulrachman menggolongkan sifat-sifat kepemmimpinan ke dalam
tiga golongan:
a.
Sifat-sifat pokok, ialah sifat-sifat dasar yang
dimiliki oleh setiap pemimpin. Sifat-sifat pokok ini meliputi: adil, suka
melindungi (pengayom), penuh inisiatif, penuh daya tarik dan penuh kepercayaan
kepada diri sendiri
b.
Sifat-sifat khusus karena pengaruh tempat, yaitu
sifat-sifat yang pada pokoknya sesuai dengan kepribadian bangsa.
c.
Sifat-sifat khusus karena pengaruh dari macam atau
golongan pemimpin, seperti misalnya pemimpin partai politik, pemimpin
keagamaan, pemimpin sarikat buruh, dll.
John D.
Millett juga mengemukakan tentang empat hal penting dalam kepemimpinan, yaitu:
a.
Kemampuan melihat organisasi secara keseluruhan
menghendaki seorang pemimpin pemerintahan sebagai seseorang generalist, yaitu
mengetahui serba sedikit mengenai segala sesuatu
b.
Kemampuan mengambil keputusan sangat diharapkan dari
setiap pemimpin pemerintahan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi
c.
Kemampuan melimpahkan atau mendelegasikan wewenang.
Kepemimpinan baru dikatakan efektif
apabila ada kemampuan daripadanya untuk melimpahkan wewenang yang
diikuti oleh pihak yang menerima pelimpahan.
d.
Loyalitas dapat diartikan selalu menanggapi secara
baik atas segala bimbingan dan pengarahan yang diberikan oleh pemimpin dan
stafnya.
Pemimpin jika dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi Leader, yang
mempunyai tugas untuk me-lead anggota disekitarnya. Sedangkan makna Lead adalah
:
a.
Loyality, seorang pemimpin harus
mampu membagnkitkan loyalitas rekan kerjanya dan memberikan
loyalitasnya dalam kebaikan.
b.
Educate, seorang pemimpin mampu untuk
mengedukasi rekan-rekannya dan mewariskan tacit
knowledge pada rekan-rekannya.
c.
Advice, memberikan saran dan nasehat
dari permasalahan yang ada
d.
Discipline, memberikan keteladanan
dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan dalam
setiap aktivitasnya.
Tugas Pemimpin, Menurut James A.F
Stonen adalah:
a.
Pemimpin bekerja dengan orang lain :
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja
dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan
lain dalam organjsasi sebaik orang diluar organisasi.
b.
Pemimpin adalah tanggung jawab dan
mempertanggungjawabkan (akontabilitas):
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas,
mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafhya tanpa kegagalan.
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas,
mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafhya tanpa kegagalan.
c.
Pemimpin menyeimbangkan pencapaian
tujuan dan prioritas : Proses kepemimpinan dibatasi
sumber, jadi pemimpin hanya dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin
harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus
dapat mengatur waktu secara efektif, dan
menyelesaikan masalah secara efektif.
d.
Pemimpin harus berpikir secara
analitis dan konseptual : Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang
analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan
akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadf lebih jelas
dan kaitannya dengan pekerjaan lai
e.
Manajer adalah forcing mediator : Konflik
selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus
dapat menjadi seorang mediator (penengah).
f.
Pemimpin adalah politisi dan
diplomat: Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai
seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
g.
Pemimpin membuat keputusan yang sulit
: Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
Menurut Henry
Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :
a.
Peran huhungan antar perorangan,
dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim,
pelatih, direktur, mentor konsultasi.
b.
Fungsi Peran informal sebagai
monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
c.
Peran Pembuat keputusan, berfungsi
sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator.
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan
sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang
bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
a.
Fungsi administrasi,
yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan administrasi dan menyediakan
fasilitasnya.
b.
Fungsi sebagai
Top Mnajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing,
commanding, controling, dsb.
Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi itu
tidak memadai apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan mengembangkan segala
yang terbaik dalam diri para bawahannya. Dari begitu banyak definisi mengenai
pemimpin, dapat penulis simpulkan bahwa : Pemimpin adalah orang yang mendapat
amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau
mengatur orang lain.
B. Kondisi Kepemimpinan di Indonesia
Ada
penurunan keteladanan kepemimpinan yang terjadi sekarang. Hal ini cukup
beralasan mengingat permasalahan yang terjadi di bangsa ini seperti korupsi,
penggunaan kekuasaan untuk kepentingan tertentu, kasus kekerasan dan tindak
terororisme dan sampai pada etika anggota dewan yang sangat tidak beralasan
menonton video porno saat sidang berlangsung, hal ini sungguh menampar wajah
bangsa. Kejadian seperti ini seperti tidak kunjung usai untuk segera
dituntaskan. Ditambah lagi mulai semakin maraknya aksi-aksi demo menolak
kepemimpinan yang terjadi akhir-akhir ini semakin memperkuat indikasi bahwa ada
sesuatu yang tidak diinginkan masyarakat dari sosok seorang pemimpin.
Statement-statment mengenai “krisis kepercayaan” yang mulai berkembang di
masyarakat mulai diangkat dalam diskusi-diskusi yang dilakukan stasiun
televisi. Lagi-lagi ini memperkuat bahwa krisis kepemimpinan mulai menjadi
eforia gunung es yang sewaktu-waktu akan meledak dan akan menimbulkan
terulangnya kembali reformasi yang terjadi beberapa tahun yang lalu. Peristiwa
ini masih merupakan sekelumit masalah yang sebenarnya masih banyak terjadi di
dalam masyarakat dan tentu dibutuhkan sosok seorang pemimpin yang berani, tegas
dan bijaksana untuk menyelesaikannya. masalah yang terjadi dalam dinamika kepemimpinan
kita saat ini. Dimana orang-orang merasa bahwa mereka adalah seorang pemimpin
dan mampu memimpin. Pemimpin-pemimpin “karbit” kerap bermunculan ke panggung
politik. Partai tidak lagi menjadi proses pendidikan untuk menjadi pemimpin,
partai hanya dijadikan kendaraan politik semata dengan uang sebagai motor
penggeraknya. Tidak jarang juga kepopuleran menjadi indikator penting sebagai
salah satu yang dipaksakan. Permasalahan lain dari kepemimpinan kita adalah
kurang tegas dalam memimpin sehingga masyarakat menjadi bingung dengan pola
kepemimpinan yang berkembang. Ditambah lagi dengan bumbu-bumbu politik
pencitraan yang menjadi landasan dalam bertindak. Sehingga jika permasalahan
muncul membutuhkan waktu yang sangat lama untuk segera diantisipasi dan ditanggulangi.
Hal-hal lain yang juga mulai berkembang yaitu paradigma berpikir tentang
seorang pemimpin. Kecenderungan yang terjadi dalam pola kepemimpinan kita
adalah menganggap dirinya sebagai “raja” yang harus disembah dan dipuja-puja.
Ketika para pemimpin datang berkunjung maka blokade-blokade jalan dilakukan
dengan dalih pengamanan yang bisa dianggap terlalu berlebihan.
Selain itu,
tantangan terberat bagi seorang pemimpin, menurut Locke adalah menanamkan visi
yang sudah dikembangkan kepada anggota organisasi. Ini merupakan hal esensial
yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin kepada anggota-anggotanya sehingga
segenap anggota dapat mengerti dan memahami visi yang menjadi tujuan organisasi
atau perusahaan yang mereka ikuti. Dengan mengetahui visi maka segenap tindakan
para anggota menuju ke arah tercapainya visi tersebut. Tidak hanya itu,
pemimpin mempunyai kewajiban lain yaitu menghidupkan dan memberi energi pada
visi agar dapat menjadi roh seluruh anggota organisasi (http://politik.kompasiana.com/2011/05/25/kondisi-kepemimpinan-indonesia-dan-tantangan-ke-depan/).
C. Kriteria
Pemimpin Masa Depan
Menurut Peter. F. Drucker seorang
pemimpin efektif mempunyai paling tidak ciri-ciri utama seperti
berikut, yaitu:
1.
seorang pemimpin harus mempunyai
pengikut, kemudian dia bisa muncul sebagai
pemikir besar atau seorang nabi;
2.
seorang pemimpin yang efektif bukanlah orang yang
dicintai atau dikagumi, tetapi adalah orang yang mampu menggugah
pengikutnya melakukan hal-hal besar, karena tujuan seorang pemimpin
adalah bukan mencapai popularitas melainkan mencapai atau
menghasilkan sesuatu;
3.
seorang pemimpin harus melakukan tindakan yang nyata
dalam artian memberi keteladanan;
4.
seorang pemimpin tidak akan menjadikan
kepemimpinannya menjadi sesuatu yang berorientasi pada jabatan, hak istimewa,
gelar, atau pun uang, karena pemimpin dan kepemimpinan adalah tanggung jawab.
Maka dari
itu, masih kata Peter F. Drucker, seorang pemimpin yang efektif,
tanpa memperhatikan kepribadian, gaya, kemampuan, maupun minatnya,
seorang pemimpin yang efektif mempunyai cara kerja yang
kurang lebih sama, yang jika dikristalisasikan dapat dituliskan
seperti berikut:
1.
seorang pemimpin tidak memulai dengan
pertanyaan "Apa yang saya inginkan?" tetapi selalu akan mulai
dengan pertanyaan "Apa yang perlu dikerjakan?";
2.
berikutnya seorang pemimpin akan bertanya
"Apa yang dapat dan harus saya lakukan untuk membuat adanya
perbedaan?" untuk menunjukkan bahwa pada titik inilah dia
mempunyai kemampuan dan kekuatan yang dapat diandalkan;
3.
seorang pemimpin akan senantiasa bertanya
"Apa misi dan sasaran organisasi?" dalam
bingkai pemikiran apa saja yang menentukan kinerja dan hasil suatu
organisasi;
4.
seorang pemimpin mempunyai tenggang
rasa yang tinggi terhadap perbedaan pada setiap orang dan dia tidak
mencari orang yang mirip dengan dirinya semata untuk diajak bekerja sama, atau
dengan kata lain mereka jarang bertanya "Apakah saya
suka atau tidak suka kepada seseorang?", tetapi
ketika menyangkut masalah prestasi, standar, dan nilai
seseorang, pemimpin yang efektif biasanya sangat tidak toleran;
5.
seorang pemimpin yang efektif tidak takut
pada kelebihan yang dimiliki rekan-rekan sekerja mereka,
bahkan mereka menyukai kelebihan tersebut;
6.
seorang pemimpin yang efektif selalu berhasil bertahan
terhadap godaan dan rayuan untuk mengerjakan hal-hal yang populer dan
bukannya hal-hal yang tepat, serta biasanya lebih suka memilih
menyelesaikan pekerjaan yang kecil, sedang-sedang, atau sederhana, daripada
berusaha menyelesaikan pekerjaan besar yang seringkali hanya merupakan
angan-angan kosong berbingkai popularitas.
Pemimpin
Sejati
Empat Kriteria Pemimpin Sejati yaitu:
1.
Visioner: Punyai tujuan pasti dan
jelas serta tahu kemana akan membawa para pengikutnya. Tujuan Hidup Anda adalah
Poros Hidup Anda. Andy Stanley dalam bukunya Visioneering, melihat pemimpin
yang punya visi dan arah yang jelas, kemungkinan berhasil/sukses lebih besar
daripada mereka yang hanya menjalankan sebuah kepemimpinan.
2.
Sukses Bersama: Membawa sebanyak
mungkin pengikutnya untuk sukses bersamanya.
Pemimpin sejati bukanlah mencari sukses atau keuntungan hanya bag) dirinya sendiri,
namun ia tidak kuatir dan takut serta malah terbuka untuk mendorong orang-orang yang dipimpin bersama-sama dirinya meraih kesuksesan bersama.
Pemimpin sejati bukanlah mencari sukses atau keuntungan hanya bag) dirinya sendiri,
namun ia tidak kuatir dan takut serta malah terbuka untuk mendorong orang-orang yang dipimpin bersama-sama dirinya meraih kesuksesan bersama.
3.
Mau Terus Menerus Belajar dan Diajar
(Teachable and Learn continuous):
Banyak hal yang harus dipela ari oleh seorang pemimpin jika ia mau terus
survive sebagai pemimpin dan dihargai oleh para pengikutnya. Punya hati yang
mau diajar baik oleh pemimpin lain ataupun bawahan dan belajar dari
pengalaman-diri dan orang-orang lain adalah penting bagi seorang Pemimpin.
Memperlengkapi diri dengan buku-buku bermutu dan bacaan/bahan yang positif juga
bergaul akrab dengan para Pemimpin akan mendorong Skill kepemimpinan akan
meningkat.
4.
Mempersiapkan Calon-calon Pemimpin
Masa depan: Pemimpin Sejati bukanlah orang yang hanya menikmati dan
melaksanakan kepemimpinannya seorang diri bagi generasi atau saat dia memimpin
saja. Namun, lebih dari itu, dia adalah seorang yang visioner yang
mempersiapkan pemimpin berikutnya untuk regenerasi di masa depan. Pemimpin yang
mempersiapkan pemimpin berikutnya barulah dapat disebut seorang Pemimpin
Sejati. Di bidang apapun dalam berbagai aspek kehidupan ini, seorang Pemimpin
sejati pasti dikatakan Sukses jika ia mampu menelorkan para pemimpin muda
lainnya.
Kriteria Pemimpin Indonesia Masa Depan:
1.
Pertama, seorang
pemimpin yang hendak dipilih adalah seorang elite politik yang memiliki
tanggung jawab besar, haruslah memiliki pengetahuan yang luas. Unsur ini sangat
penting di masa kini. Mengapa demikian? Agar dapat berubah lebih cepat dalam persaingan
yang ketat dan cepat dimana lingkungan yang sangat tidak pasti untuk ke depan,
pemimpin harus mampu berfungsi sebagai katalis dalam problem solving, toleran
terhadap resiko, berfikir dalam gambaran keseluruhan dengan keahlian teknis
yang menonjol, fokus dalam mengembangkan hal-hal yang tidak terukur, memiliki
keterampilan non teknis dan pengetahuan lintas fungsi/antar disiplin seperti
matematika, logika, sejarah, filsafat, sastra dan bahasa asing serta disiplin
ilmu lainnya.
2.
Kedua, pemimpin
harus memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan informasi dengan baik dan
mengkomunikasikannya dengan jelas, singkat, dan persuasif, keterampilan untuk
menganalisis informasi yang kompleks sampai membuat keputusan yang tepat
berdasarkan pendekatan secara logis. Biasanya seorang pemimpin akan mencari
solusi atau jawaban yang terbaik, bukan jawaban yang ingin kebanyakan didengar
oleh bawahan.
3.
Ketiga, seorang
pemimpin yang hebat biasanya juga “knowledge
worker” yang seringkali memiliki pengetahuan antardisiplin dan memiliki
pengalaman, serta secara bersamaan menerapkan pengetahuan yang berasal dari
beberapa bidang untuk memecahkan masalah. Mereka seringkali dapat
mengkombinasikan pengetahuan yang berbeda-beda, seperti bisnis dan teknologi.
Keempat, adalah seorang pemimpin masa depan juga harus mengerti visi organisasi
yang spesifik dan berperan untuk bisa melihat dan merespon kebutuhan
masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang
lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi
proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku
pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan
budayanya.
Ada penurunan keteladanan
kepemimpinan yang terjadi sekarang. Hal ini cukup beralasan mengingat
permasalahan yang terjadi di bangsa ini seperti korupsi, penggunaan kekuasaan
untuk kepentingan tertentu, kasus kekerasan dan tindak terororisme dan sampai
pada etika anggota dewan yang sangat tidak beralasan menonton video porno saat
sidang berlangsung, hal ini sangguh menampar wajah bangsa.
Pemimpin Indonesia masa depan adalah
harus: Pertama, pemimpin harus punya integritas. Bukanya kita selalu selalu
mengatakan, paling enak berhubungan dengan orang yang memiliki integritas.
Kedua, pemimpin harus mengakui akan adanya perbedaan dan keanekaragaman bangsa
kita. Dengan demikian, pemimpin masa depan negeri ini mampu mengelola segala
perbedaan budaya, latar belakang suku dan agama, serta kepentingan seluruh
elemen bangsa ini lalu mengubahnya menjadi peluang dan kelebihan. Jadi pemimpin
masa depan adalah pemimpin ang berpikiran terbuka (open minded).
B.
Saran
Sangat
diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa
kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk
memimpin diri sendiri. Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat
tangguh tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada
pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa
memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh
karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang
memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.
DAFTAR PUSTAKA
Clark, Evelyn. 2007. Bagaimana Para
Pemimpin Besar Menggunakan Cerita Untuk Meningkatkan Kesuksesan. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Pamudji, S. 1986. Kepemimpinan
Pemerintahan Indonesia. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Purwanto, M. Ngalim. 1991. Administrasi dan Supervisi Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip-prinsip
Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga.
Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi
Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Suyanto, M. 2005. Smart In Leadership
Belajar dari Kesuksesan Pemimpin Top Dunia. Yogyakarta: Penerbit ANDI
Yogyakarta.
--------------. 2006. Revolusi Organisasi dengan memberdayakan
Kecerdasan Spiritual. Yogyakarta: Penerbit ANDi Yogyakarta.
Thoha, Miftah. 1983. Kepemimpinan
dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers.
http://www.kemalstamboel.com/blog-manajemen/masalah-pemimpin-dan-kepemimpinan-baru-indonesia.html diakses pada tanggal 3 Desember
2011.
http://politik.kompasiana.com/2011/05/25/kondisi-kepemimpinan-indonesia-dan-tantangan-ke-depan/ diakses pada tanggal 9 desember
2011.
Arrikelnya bagus, sangat bermanfaat.
ReplyDeleteTerimakasih..
Jangan lupa kunjungi juga
https://mrdonztime.blogspot.com/
Ciri Kuat Karakter Pemimpin Berpengaruh
terima kasih banyak. ijin menjadikan referensi saya
ReplyDelete