Saturday, August 28, 2021

MANAJEMEN KONFLIK

 

TUGAS UAS

MANAJEMEN KONFLIK

 

 

 

 

 

 

 

 

 


OLEH :

 

 

 

 

 

 

 

OLEH :

RIZKY ANANDA PUTRA

NPP.23.0510

 

 

institut pemerintahan dalam negeri

JATINANGOR-SUMEDANG

2015

 

1.    .Sebutkan Beberapa(Minimal 3)Pegertian Konflik Menurut Para Ahli Dan Buat Analisis Serta Pendapa Anda Tentang Pengertian Tersebut?

 

 

Konflik Menurut Lewis A. Coser

Menurut Coser, Konflik dapat merupakan proses yang bersifat instrumental dalam pembentukan, penyatuan dan pemeliharaan struktur sosial. Konflik dapat menempatkan dan menjaga garis batas antara dua atau lebih kelompok. Konflik dengan kelompok lain dapat memperkuat kembali identitas kelompok dan melindunginya agar tidak lebur ke dalam dunia sosial sekelilingnya

Analisis dan pendapat: Konflik dapat merupakan proses yang bersifat instrumental dalam pembentukan, penyatuan dan pemeliharaan struktur sosial. Konflik dapat menempatkan dan menjaga garis batas antara dua atau lebih kelompok.Konflik dengan kelompok lain dapat memperkuat kembali identitas kelompok dan melindunginya agar tidak lebur ke dalam dunia sosial sekelilingnya.

Seluruh fungsi positif konflik tersebut dapat dilihat dalam ilustrasi suatu kelompok yang sedang mengalami konflik dengan kelompok lain. Misalnya, pengesahan pemisahan gereja kaum tradisional (yang memepertahankan praktik- praktik ajaran katolik pra- Konsili Vatican II) dan gereja Anglo- Katolik (yang berpisah dengan gereja Episcopal mengenai masalah pentahbisan wanita). [5]Perang yang terjadi bertahun- tahun yang terjadi di Timur Tengah telah memperkuat identitas kelompok Negara Arab dan Israel.

Coser melihat katup penyelamat berfungsi sebagai jalan ke luar yang meredakan permusuhan, yang tanpa itu hubungan- hubungan di antara pihak-pihak yang bertentangan akan semakin menajam.Katup Penyelamat (savety-value) ialah salah satu mekanisme khusus yang dapat dipakai untuk mempertahankan kelompok dari kemungkinan konflik sosial.Katup penyelamat merupakan sebuah institusi pengungkapan rasa tidak puas atas sebuah sistem atau struktur.

 

Teori Konflik Menurut Ralf Dahrendorf

Teori konflik Ralf Dahrendorf merupakan separuh penerimaan, separuh penolakan, serta modifikasi teori sosiologi Karl Marx Karl Marx berpendapat bahwa pemilikan dan Kontrol sarana- sarana berada dalam satu individu- individu yang sama. Menurut Dahrendorf tidak selalu pemilik sarana- sarana juga bertugas sebagai pengontrol apalagi pada abad kesembilan belas.

Analisis dan pendapat: Dahrendorf menganggap bahwa secara empiris, pertentangan kelompok mungkin paling mudah di analisis bila dilihat sebagai pertentangan mengenai ligitimasi hubungan- hubungan kekuasaan.Dalam setiap asosiasi, kepentingan kelompok penguasa merupakan nilai- nilai yang merupakan ideologi keabsahan kekuasannya, sementara kepentingan- kepentingan kelompok bawah melahirkan ancaman bagi ideologi ini serta hubungan- hubungan sosial yang terkandung di dalamnya.

 

Teori Konflik Menurut Karl Mark

           Karl Marx (stephen K. sanderson, 1993: 12-13) berpendapat bahwa bentuk-bentuk konflik yang terstruktur antara berbagai individu dan Kelompok  muncul terutama melalui terbentuknya hubungan-hubungan pribadi dalam produksi. sampai pada titik tertentu dalam evolusi kehidupan sosial manusia, hubungan pribadi dglam produksi mulai menggantikan pemilihan komunal atas kekuatan-kekuatan produksi. Dengan demikian masyarakat terpecah menjadi kelompok-kelompok yang memiliki dan mereka yang tidak memiliki kekuatan-kekuatan'prajutri menjadi kelas sosial. Jadi kelas dominan menjalin hubungan dengan kelas-kelas yang tersubordinasi dalam sebuah proses eksploitasi ekonomi. secara alamiah saja, kelas-kelas yang tersubordinasi ini akan marah karena dieksploitasi dan terdorong untuk memberontak dari kelas bahwa menciptakan aparat politik yang kuat -negara yang mampu menekan pemberontakan tersebut dengan kekuatan.

Analisis da pendapat: teori Marx di atas memandang eksistensi hubungan pribadi dalam produksi dan kelas-kelas sosial sebagai elemen kunci dalam banyak masyarakat. la juga berpendapat bahwa pertentangan antara kelas dominan dan kelas yang tersubordinasi memainkan peranan sentral dalam menciptakan bentuk-bentuk penting perubahan sosial. Sebenarnya sebagaimana yang ia kumandangkan, sejarah dari semua masyarakat yang ada hingga kini adalah sejarah pertentangan-pertentangan kelas.

 

2.    Sebutkan Dan Jelaskan Tujuan Dan Struktur Konflik?

1.    Konflik dapat menjadikan kita sadar bahwa ada masalah yang perlu dipecahkan dalam interpersonal dengan orang lain. Jika orang tua ingin nonton sinetron sementara anak ingin nonton film kartun. 

2.    Konflik dapat menyadarkan dan mendorong kita untuk melakukan beberapa perubahan yang lebih positif. Jika suatu ketika karena kesibukan terlambat menjemput anak atau sebaliknya, sebaiknya masing-masing mulai belajar disiplin.

3.    Konflik dapat menumbuhkan dorongan dalam diri kita untuk memecahkan masalah yang selama ini tidak jelas disadari atau dibiarkan tidak muncul dipermukaan. Jika salah satu tidak senang mendengarkan musik keras-keras pada malam hari atau begadang sampai larut malam.

4.    Konflik menjadikan kehidupan lebih menarik. Perbedaan pendapat tentang suatu pokok permasalahan akan menimbulkan perdebatan yang memaksa kita lebih mendalami serta memahami pokok persoalan dan menjadikan hubungan tidak membosankan.

 

 

Srtuktur konflik:

1.         Bentuk Vertikal

Dalam bentuk ini, sistem organisasi pimpinan sampai organisasi atau pejabat yang lebih rendah      digariskan dari atas ke bawah secara vertikal.

2.         Bentuk Mendatar / Horizontal

Dalam bentuk ini, saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun atau digariskan dari kiri kea rah kanan atau sebaliknya.

3.         Bentuk Lingkaran

Dalam bentuk lingkaran, saluran wewenangnya dari pucuk pimpinana sampai dengan satuan organisasi  atau pejabat yang terendah disusun dari pusat lingkaran ke aarah bidang lingkaran.

 

3     Sebutkan Dan Berikan Contoh Sumber-Sumber Konflik?

Ada banyak penyebab terjadinya Konflik :

  1. Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya.

Contohnya ketika suami istri akan pergi berlibur sang istri ingin ketempat A sedangkan sang suami ingin ketempat B karena mereka berbeda dengan tempat yang disukai maka dapat menimbulkan konflik kalau diantaranya tidak saling memahami.

  1. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda. Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.

Contohnya : seseorang berasal dari jogja satu lagi dari batak, karena orang batak perkataanya memang lebih lantang seakan akan lagi marah padahal menurut orang batak itu tidak marah melainkan memang logatnya maka kalau orang jogja mengira dia marah maka akan terjadi konflik karena adanya pemikiran yang berbeda.

  1. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.

contoh pak mamad dan pak mahmud punya uang Rp 120.500.000 , kalau kata pak mamad uangnya dipakai buat bangun masjid saja sedangkan pak mahmud maunya uangnya dibuat buka Toko saja.nah mereka kan punya tujuan yang berbeda maka itu akan menimbulkan konflik jika tidak ditangani dengan benar

 

4.    Sebutkan dan jelaskan potensi sumber konflik dan berikan contohnya?

  1.  Perbedaan Individu

Merupakan perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian, pendapat atau ide yang berkaitan dengan harga diri, kebanggaan dan identitas seseorang. Perbedaan kebiasaan dan perasaan yang dapat menimbulkan kebencian dan amarah sebagai awal timbulnya konflik. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.

  1. Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan

Kepribadian seseorang dibentuk dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Tidak semua masyarakat memiliki nilai-nilai dan norma-norma sosial yang sama. Apa yang dianggap baik oleh suatu masyarakat belum tentu sama dengan apa yang dianggap baik oleh masyarakat. Misalnya orang jawa dengan orang papua yang memiliki budaya berbeda, jelas akan membedakan pola pikir dan kepribadian yang berbeda pula. Jika hal ini tak ada suatu hal yang dapat mempersatukan, akan berakibat timbulnya konflik.

  1. Perbedaan Kepentingan

Setiap individu atau keompok seringkali memiliki kepentingan yang berbeda dengan individu atau kelompok lainnya. semua itu bergantung dari kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Perbedaan kepentingan ini menyangkut kepentingan ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Misalnya seseorang pengusaha menghendaki adanya penghematan dalam biaya suatu produksi sehingga terpaksa harus melakukan rasionalisasi pegawai. Namun, para pegawai yang terkena rasionalisasi merasa hak-haknya diabaikan sehingga perbedaan kepentingan tersebut menimbulkan suatu konflik. Misalnya mengenai masalah pemanfaatan hutan. Para pecinta alam menganggap hutan sebagai bagian dari lingkungan hidup manusia dan habitat dari flora dan fauna. Sedangkan bagi para petani hutan dapat menghambat tumbuhnya  jumlah areal persawahan atau perkebunan. Bagi para pengusaha kayu tentu ini menjadi komoditas yang menguntungkan. Dari kasus ini ada pihak – pihak yang memiliki kepentingan yang saling bertentangan, sehingga dapat berakibat timbulnya konflik.

  1. Perubahan Sosial

Perubahan sosial dalam sebuah masyarakat yang terjadi terlalu cepat dapat mengganggu keseimbangan sistem nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Konflik dapat terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara harapan individu atau masyarakat dengan kenyataan sosial yang timbul akibat perubahan itu. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri.

Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.

 

b)     Faktor-Faktor Penyebab Konflik di Indonesia

Dalam masyarakat Indonesia yang multikultur rawan terhadap terjadinya suatu konflik sosial, karena secara garis besar struktur sosial masyarakat Indonesia terbagi kedalam berbagai suku bangsa, agama, maupun golongan yang beragam.

Menurut J. Ranjabar hal-hal yang dapat menjadi penyebab terjadinya konflik pada masyarakat Indoenesia adalah sebagai berikut :

·         Apabila terjadi dominasi suatu kelompok terhadap kelompok lain, contohnya adalah konflik yang terjadi di Aceh dan Papua.

·         Terdapat persaingan dalam mendapatkan mata pencaharian hidup antara kelompok yang berlainan suku bangsa. Contohnya konflik yang terjadi di Sambas.

·          Terjadi pemaksaan unsur-unsur kebudayaan dari warga sebuah suku terhadap warga suku bangsa lain. Contohnya konflik yang terjadi di Sampit.

·         Terdapat potensi konflik yang terpendam, yang telah bermusuhan secara adat. Contohnya konflik antar suku di pedalaman Papua.

 

5.    bagaimana strategi peneyelesaian konflik?

 

Strategi penyelesaian Konflik

1.    Menghindar

Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri.namun pendekatan ini menurut saya kurang baik,kenapa ? kalau kita menghindari konflik yang terjadi bukankah nantinya malah akan menimbulkan konflik yang lebih besar. Lebih baik menerima konflik tersebut lalu meluruskan permasalahannya lalu diskusikan agar tidak menimbulkan masalah yang lebih besar.

2.    Mengakomodasi

Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.

3.    Kompetisi

Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.

 

     4. Kompromi atau Negosiasi

     Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, mserta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.

     5. Memecahkan masalah

 pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama.

 

6.    Jelaskan pengertian kolaborasi dan integrasi?

            Kolaborasi adalah bentuk kerjasama, interaksi, kompromi beberapa elemen yang terkait baik individu, lembaga dan atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung dan tidak langsung yang menerima akibat dan manfaat. Nilai-nilai yang mendasari sebuah kolaborasi adalah tujuan yang sama, kesamaan persepsi, kemauan untuk berproses, saling memberikan manfaat, kejujuran, kasih sayang serta berbasis masyarakat. (CIFOR/PILI, 2005).

Kolaborasi menurut beberapa ahli

1.         Jonathan (2004) mendefinisikan kolaborasi sebagai proses interaksi di antara beberapa orang yang berkesinambungan.

2.         Menurut Kamus Heritage Amerika (2000), kolaborasi adalah bekerja bersama khususnya dalam usaha penggabungan pemikiran.

3.         Gray (1989) menggambarkan bahwa kolaborasi sebagai suatu proses berpikir dimana pihak yang terlibat memandang aspek-aspek perbedaan dari suatu masalah serta menemukan solusi dari perbedaan tersebut dan keterbatasan pandangan mereka terhadap apa yang dapat dilakukan.

 

Dari berbagai definisi yang dikemukakan para ahli, dapat disimpulkan bahwa kolaborasi adalah suatu proses interaksi yang kompleks dan beragam, yang melibatkan beberapa orang untuk bekerja sama dengan menggabungkan pemikiran secara berkesinambungan dalam menyikapi suatu hal dimana setiap pihak yang terlibat saling ketergantungan di dalamnya. Apapun bentuk dan tempatnya, kolaborasi meliputi suatu pertukaran pandangan atau ide yang memberikan perspektif kepada seluruh kolaborator.

Integrasi dan koordinasi merupakan fungsi terpenting dalam manajemen karena Integrasi dan koordinasi merupakan suatu unsur penunjang pelaksanaan sebuah sistem manajemen.  integrasi merupakan aspek penyeragaman dan persatuan dalam suatu system.

  Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan, sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.

Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap suatu mayoritas, namun masih tetap mempertahankan fungsi tersendiri.

Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :

  • Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan dalam suatu sistem tertentu
  • Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu

          Suatu integrasi di perlukan agar unsur-unsur tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi dalam suatu manajemen. Sedangkan pengkoordinasian merupakan pengikat, penyeimbang dan penyelaras semua aktifits dan usaha, maka dapat disimpulkan bahwa setiap fungsi manajemen yang lain juga memerlukan suatu pengkoordinasian.

 

7.    Sebutkan dan jelaskansumber-sumber konflik yang lahir dari negara?

KONFLIK TERITORIAL MENYANGKUT KEDAULATAN NEGARA

Konflik terirtorial sering kali menjadi titik awal perselisihan negara yang berujung pada konflik internasional hingga perang. Teritorial adalah salah satu syarat bagi entitas sebuah negara disamping pemerintahan yang berdaulat dan sekelompok masyarakat didalamnya. Sejak diberlakukannya sistem Westphalia, maka seluruh negara mulai menerapkan pembatasan wilayah negara secara tegas. Kendati demikian, timbulnya konflik yang mengatasnamankan perbatasan demi kedaulatan negara tidak dapat terhindarkan. Sebagai negara yang berdaulat, setiap negara pasti mempunyai sifat memaksa untuk mecapai kepentingan nasional. Oleh sebab itu, konflik internasional yang disebabkan oleh adanya isu ekspansi yang dilakukan suatu negara di wilayah negara lain sering terjadi. Tidak hanya keinginan negara untuk melakukan perluasan wilayah teritorinya, tetapi ketidakjelasan akan batas-batas wilayah sebuah negara juga menjadi pemicu terjadinya konflik teritorial. Kasus seperti ini sering terjadi di negara yang pernah mengalami proses kolonialisasi sebelum kemerderkaanya, karena tidak menutup kemungkinan kerancuan wilayah yang dijajah menimbulkan tensi ricuh tapal batas teritori akibat terbatasnya sumber-sumber kuat yang mempertegas batasan wilayah suatu negara. Nilai teritorial sangatlah mahal dan negara tidak akan menukar wilayahnya dengan materi apapun, mengingat hubungan teritorial dengan integritas negara yang sangat dijunjung tinggi sebagai isu high politics.

 

 

 

 

 

8.    Sebutkan dan jelaskan upaya pemerintah dalam pemulihan konflik dalam masyarakat seperti yang terjadi di(Aceh,Papua,Maluku dan Poso)?

Dengan memahami aspirasi sebagian besar masyarakat Aceh yang lebih menghendaki penyelesaian konflik secara damai, maka pendekatan-pendekatan nonmiliteristik harus selalu menjadi agenda utama Pemerintah Indonesia.

Upaya penyelesaian konflik Aceh mesti dilakukan dalam koridor terapi pemulihan kepercayaan (recovery of trust) masyarakat Aceh terhadap pemerintah dengan mengedepankan sentuhan-sentuhan sosial, kecepatan pembangunan ekonomi, peningkatan kesejahteraan, rehabilitas sosial, sosialisasi dan implementasi Undang-Undang NAD, pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan lain-lain.

Memulihkan kepercayaan sebuah masyarakat yang telah berulang kali mengalami kebohongan politik dan ketidakadilan ekonomi merupakan pekerjaan besar yang harus dipikul oleh Pemerintah Indonesia. Kesalahan dalam merencanakan dan mengimplementasikan kebijakan tentu akan berakibat fatal dan bukan tidak mungkin Aceh akan menjadi wilayah kedua yang terlepas dari NKRI. Karena itu, upaya Pemerintah Indonesia dalam penyelesaian konflik Aceh harus memiliki kecenderungan: pertama, kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah harus mengandung unsur kepastian (certainty) dan harus mencerminkan asas pluralisme dan menghindari monosentrisme (for pluralism and against monocentrism).

Konsistensi penerapan kebijakan-kebijakan yang demokratis harus tetap dijaga dengan alur pola, blue print, atau logika yang jelas dan mengarah pada perbaikan (reform-oriented). Selain itu, atmosfer ketidakpastian, trial and error, rencana eksperimen-eksperimen politik harus dihindari. Kedua, mengedepankan akuntabilitas dan menghindari kesewenang-wenangan (arbitrariness). Akuntabilitas ini dapat berupa penegakan hukum yang konsisten, prinsip-prinsip kekebalan hukum atas pelanggaran HAM harus dihilangkan. Ketiga, menciptakan rasa aman dan melindungi hak-hak individual masyarakat Aceh. Perlindungan ini harus diakomodasi dalam bentuk afirmasi konstitusional (constitusional affirmation) atas hak-hak dasar masyarakat. Keempat, tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah harus selalu menjunjung tinggi asas keterbukaan dan trasparansi.

Perdamaian di Aceh memang tidak datang serta-merta dan membutuhkan kesabaran untuk mewujudkannya. Kesepakatan damai 9 Desember 2002 tentu tidak akan bertahan lama atau tidak menghasilkan apa-apa, jika pihak-pihak yang bersengketa tidak bersungguh-sungguh menjalankan kesepakatan damai demi kepentingan rehabilitasi kehidupan rakyat NAD yang telah morat-marit dan kocar-kacir bertahun-tahun lamanya sejak periode DOM (Daerah Operasi Militer) dan periode 1997-2002. Apa yang menjadi keinginan dan harapan masyarakat Aceh kini hanya satu, yakni "Nanggroe Darussalam", negeri yang makmur, damai, dan sejahtera.

Prinsip fraternity, liberty, dan equality harus selalu mendasari penyelesaian konflik Aceh. Aspek fraternity berarti menempuh langkah-langkah yang mengedepankan proses dialog daripada pendekatan militer, aspek liberty adalah menjunjung tinggi kebebasan masyarakat Aceh dalam mengekspresikan identitas sosio-kultural mereka, sedangkan aspek equality berkait erat dengan keadilan proporsional yang harus diterima masyarakat Aceh.

 

No comments:

Post a Comment

KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN DAN KEPAMONGPRAJAAN

  JUDUL BUKU “KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN DAN KEPAMONGPRAJAAN” TUGAS RESUME   Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah ...

082126189815

Name

Email *

Message *