TUGAS UAS
MANAJEMEN KONFLIK
OLEH
:
OLEH
:
RIZKY
ANANDA PUTRA
NPP.23.0510
institut pemerintahan dalam
negeri
JATINANGOR-SUMEDANG
2015
1. .Sebutkan Beberapa(Minimal
3)Pegertian Konflik Menurut Para Ahli Dan Buat Analisis Serta Pendapa Anda
Tentang Pengertian Tersebut?
Konflik
Menurut Lewis A. Coser
Menurut Coser, Konflik dapat merupakan proses yang bersifat
instrumental dalam pembentukan, penyatuan dan pemeliharaan struktur sosial.
Konflik dapat menempatkan dan menjaga garis batas antara dua atau lebih
kelompok. Konflik dengan kelompok lain dapat memperkuat kembali identitas
kelompok dan melindunginya agar tidak lebur ke dalam dunia sosial sekelilingnya
Analisis
dan pendapat: Konflik
dapat merupakan proses yang bersifat instrumental dalam pembentukan, penyatuan
dan pemeliharaan struktur sosial. Konflik dapat menempatkan dan menjaga garis
batas antara dua atau lebih kelompok.Konflik dengan kelompok lain dapat
memperkuat kembali identitas kelompok dan melindunginya agar tidak lebur ke
dalam dunia sosial sekelilingnya.
Seluruh
fungsi positif konflik tersebut dapat dilihat dalam ilustrasi suatu kelompok
yang sedang mengalami konflik dengan kelompok lain. Misalnya, pengesahan
pemisahan gereja
kaum tradisional (yang memepertahankan praktik- praktik ajaran katolik pra-
Konsili Vatican II) dan gereja Anglo- Katolik (yang berpisah dengan gereja
Episcopal mengenai masalah pentahbisan wanita). [5]Perang
yang terjadi bertahun- tahun yang terjadi di Timur Tengah telah memperkuat
identitas kelompok Negara Arab
dan Israel.
Coser
melihat katup penyelamat berfungsi sebagai jalan ke luar
yang meredakan permusuhan, yang tanpa itu hubungan- hubungan di antara
pihak-pihak yang bertentangan akan semakin menajam.Katup Penyelamat
(savety-value) ialah salah satu mekanisme khusus yang dapat dipakai untuk
mempertahankan kelompok dari kemungkinan konflik sosial.Katup penyelamat
merupakan sebuah institusi pengungkapan rasa tidak puas atas
sebuah sistem
atau struktur.
Teori
Konflik Menurut Ralf
Dahrendorf
Teori konflik Ralf Dahrendorf merupakan separuh penerimaan,
separuh penolakan, serta modifikasi teori sosiologi Karl Marx Karl Marx
berpendapat bahwa pemilikan dan Kontrol sarana- sarana berada dalam satu
individu- individu yang sama. Menurut Dahrendorf tidak selalu pemilik sarana-
sarana juga bertugas sebagai pengontrol apalagi pada abad kesembilan belas.
Analisis dan pendapat: Dahrendorf
menganggap bahwa secara empiris, pertentangan kelompok mungkin paling mudah di
analisis bila dilihat sebagai pertentangan mengenai ligitimasi hubungan-
hubungan kekuasaan.Dalam setiap asosiasi, kepentingan kelompok penguasa
merupakan nilai- nilai yang merupakan ideologi keabsahan kekuasannya, sementara
kepentingan- kepentingan kelompok bawah melahirkan ancaman bagi ideologi
ini serta hubungan- hubungan sosial yang terkandung di dalamnya.
Teori
Konflik Menurut Karl Mark
Karl Marx (stephen K. sanderson, 1993: 12-13)
berpendapat bahwa bentuk-bentuk konflik yang terstruktur antara berbagai
individu dan Kelompok muncul terutama melalui terbentuknya
hubungan-hubungan pribadi dalam produksi. sampai pada titik tertentu dalam
evolusi kehidupan sosial manusia, hubungan pribadi dglam produksi mulai
menggantikan pemilihan komunal atas kekuatan-kekuatan produksi. Dengan demikian
masyarakat terpecah menjadi kelompok-kelompok yang memiliki dan mereka yang
tidak memiliki kekuatan-kekuatan'prajutri menjadi kelas sosial. Jadi kelas
dominan menjalin hubungan dengan kelas-kelas yang tersubordinasi dalam sebuah
proses eksploitasi ekonomi. secara alamiah saja, kelas-kelas yang
tersubordinasi ini akan marah karena dieksploitasi dan terdorong untuk
memberontak dari kelas bahwa menciptakan aparat politik yang kuat -negara yang
mampu menekan pemberontakan tersebut dengan kekuatan.
Analisis
da pendapat: teori Marx di atas memandang eksistensi hubungan pribadi dalam
produksi dan kelas-kelas sosial sebagai elemen kunci dalam banyak masyarakat.
la juga berpendapat bahwa pertentangan antara kelas dominan dan kelas yang
tersubordinasi memainkan peranan sentral dalam menciptakan bentuk-bentuk
penting perubahan sosial. Sebenarnya sebagaimana yang ia kumandangkan, sejarah
dari semua masyarakat yang ada hingga kini adalah sejarah
pertentangan-pertentangan kelas.
2.
Sebutkan
Dan Jelaskan Tujuan Dan Struktur Konflik?
1.
Konflik
dapat menjadikan kita sadar bahwa ada masalah yang perlu dipecahkan dalam
interpersonal dengan orang lain. Jika orang tua ingin nonton sinetron sementara
anak ingin nonton film kartun.
2.
Konflik
dapat menyadarkan dan mendorong kita untuk melakukan beberapa perubahan yang
lebih positif. Jika suatu ketika karena kesibukan terlambat menjemput anak atau
sebaliknya, sebaiknya masing-masing mulai belajar disiplin.
3.
Konflik
dapat menumbuhkan dorongan dalam diri kita untuk memecahkan masalah yang selama
ini tidak jelas disadari atau dibiarkan tidak muncul dipermukaan. Jika salah
satu tidak senang mendengarkan musik keras-keras pada malam hari atau begadang
sampai larut malam.
4.
Konflik
menjadikan kehidupan lebih menarik. Perbedaan pendapat tentang suatu pokok
permasalahan akan menimbulkan perdebatan yang memaksa kita lebih mendalami
serta memahami pokok persoalan dan menjadikan hubungan tidak membosankan.
Srtuktur konflik:
1.
Bentuk Vertikal
Dalam bentuk ini, sistem organisasi
pimpinan sampai organisasi atau pejabat yang lebih
rendah digariskan
dari atas ke bawah secara vertikal.
2.
Bentuk Mendatar / Horizontal
Dalam bentuk ini, saluran wewenangnya
dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun atau digariskan
dari kiri kea rah kanan atau sebaliknya.
3.
Bentuk Lingkaran
Dalam bentuk lingkaran, saluran
wewenangnya dari pucuk pimpinana sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah
disusun dari pusat lingkaran ke aarah bidang lingkaran.
3
Sebutkan Dan Berikan Contoh Sumber-Sumber Konflik?
Ada
banyak penyebab terjadinya Konflik :
- Perbedaan individu yang
meliputi perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap manusia adalah individu
yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang
berbeda-beda satu dengan lainnya.
Contohnya ketika suami istri akan
pergi berlibur sang istri ingin ketempat A sedangkan sang suami ingin ketempat
B karena mereka berbeda dengan tempat yang disukai maka dapat menimbulkan
konflik kalau diantaranya tidak saling memahami.
- Perbedaan latar belakang
kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda. Seseorang
sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian
kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan
menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
Contohnya : seseorang berasal dari
jogja satu lagi dari batak, karena orang batak perkataanya memang lebih lantang
seakan akan lagi marah padahal menurut orang batak itu tidak marah melainkan memang
logatnya maka kalau orang jogja mengira dia marah maka akan terjadi konflik
karena adanya pemikiran yang berbeda.
- Perbedaan kepentingan antara
individu atau kelompok.
contoh pak mamad dan pak mahmud
punya uang Rp 120.500.000 , kalau kata pak mamad uangnya dipakai buat bangun
masjid saja sedangkan pak mahmud maunya uangnya dibuat buka Toko saja.nah
mereka kan punya tujuan yang berbeda maka itu akan menimbulkan konflik jika
tidak ditangani dengan benar
4. Sebutkan dan jelaskan potensi sumber
konflik dan berikan contohnya?
- Perbedaan
Individu
Merupakan
perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian, pendapat atau ide yang berkaitan
dengan harga diri, kebanggaan dan identitas seseorang. Perbedaan kebiasaan dan
perasaan yang dapat menimbulkan kebencian dan amarah sebagai awal timbulnya
konflik. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman,
tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu
karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
- Perbedaan Latar Belakang
Kebudayaan
Kepribadian
seseorang dibentuk dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Tidak semua
masyarakat memiliki nilai-nilai dan norma-norma sosial yang sama. Apa yang
dianggap baik oleh suatu masyarakat belum tentu sama dengan apa yang dianggap
baik oleh masyarakat. Misalnya orang jawa dengan orang papua yang memiliki
budaya berbeda, jelas akan membedakan pola pikir dan kepribadian yang berbeda
pula. Jika hal ini tak ada suatu hal yang dapat mempersatukan, akan berakibat
timbulnya konflik.
- Perbedaan Kepentingan
Setiap
individu atau keompok seringkali memiliki kepentingan yang berbeda dengan
individu atau kelompok lainnya. semua itu bergantung dari kebutuhan-kebutuhan
hidupnya. Perbedaan kepentingan ini menyangkut kepentingan ekonomi, politik,
sosial, dan budaya. Misalnya seseorang pengusaha menghendaki adanya penghematan
dalam biaya suatu produksi sehingga terpaksa harus melakukan rasionalisasi
pegawai. Namun, para pegawai yang terkena rasionalisasi merasa hak-haknya
diabaikan sehingga perbedaan kepentingan tersebut menimbulkan suatu konflik.
Misalnya mengenai masalah pemanfaatan hutan. Para pecinta alam menganggap hutan
sebagai bagian dari lingkungan hidup manusia dan habitat dari flora dan fauna.
Sedangkan bagi para petani hutan dapat menghambat tumbuhnya jumlah areal
persawahan atau perkebunan. Bagi para pengusaha kayu tentu ini menjadi
komoditas yang menguntungkan. Dari kasus ini ada pihak – pihak yang memiliki
kepentingan yang saling bertentangan, sehingga dapat berakibat timbulnya konflik.
- Perubahan Sosial
Perubahan
sosial dalam sebuah masyarakat yang terjadi terlalu cepat dapat mengganggu
keseimbangan sistem nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
Konflik dapat terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara harapan individu
atau masyarakat dengan kenyataan sosial yang timbul akibat perubahan itu.
Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang
mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat
tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi
nilai-nilai masyarakat industri.
Nilai-nilai
yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak
kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan
kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi
formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan
nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah
menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam
dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau
mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan
akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap
mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.
b) Faktor-Faktor
Penyebab Konflik di Indonesia
Dalam
masyarakat Indonesia yang multikultur rawan terhadap terjadinya suatu konflik
sosial, karena secara garis besar struktur sosial masyarakat Indonesia terbagi
kedalam berbagai suku bangsa, agama, maupun golongan yang beragam.
Menurut
J. Ranjabar hal-hal yang dapat menjadi penyebab terjadinya konflik pada
masyarakat Indoenesia adalah sebagai berikut :
·
Apabila terjadi dominasi suatu kelompok terhadap kelompok lain, contohnya
adalah konflik yang terjadi di Aceh dan Papua.
·
Terdapat persaingan dalam mendapatkan mata pencaharian hidup antara kelompok
yang berlainan suku bangsa. Contohnya konflik yang terjadi di Sambas.
· Terjadi pemaksaan unsur-unsur kebudayaan dari
warga sebuah suku terhadap warga suku bangsa lain. Contohnya konflik yang
terjadi di Sampit.
·
Terdapat potensi konflik yang terpendam, yang telah bermusuhan secara adat.
Contohnya konflik antar suku di pedalaman Papua.
5. bagaimana strategi
peneyelesaian konflik?
Strategi
penyelesaian Konflik
1. Menghindar
Menghindari konflik dapat dilakukan
jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika
potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya.
Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi
untuk menenangkan diri.namun pendekatan ini menurut saya kurang baik,kenapa ?
kalau kita menghindari konflik yang terjadi bukankah nantinya malah akan
menimbulkan konflik yang lebih besar. Lebih baik menerima konflik tersebut lalu
meluruskan permasalahannya lalu diskusikan agar tidak menimbulkan masalah yang
lebih besar.
2. Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain
untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut
penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan
memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi
bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan
kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.
3. Kompetisi
Gunakan metode ini jika anda percaya
bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding
yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda.
Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang
penting untuk alasan-alasan keamanan.
4.
Kompromi atau Negosiasi
Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang
bersamaan, saling memberi dan menerima, mserta meminimalkan kekurangan semua
pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
5.
Memecahkan masalah
pemecahan sama-sama menang dimana individu
yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama.
6. Jelaskan pengertian kolaborasi dan
integrasi?
Kolaborasi adalah bentuk
kerjasama, interaksi, kompromi beberapa elemen yang terkait baik individu,
lembaga dan atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung dan tidak langsung
yang menerima akibat dan manfaat. Nilai-nilai yang mendasari sebuah kolaborasi
adalah tujuan yang sama, kesamaan persepsi, kemauan untuk berproses, saling
memberikan manfaat, kejujuran, kasih sayang serta berbasis masyarakat.
(CIFOR/PILI, 2005).
Kolaborasi menurut beberapa
ahli
1.
Jonathan (2004) mendefinisikan kolaborasi
sebagai proses interaksi di antara beberapa orang yang berkesinambungan.
2.
Menurut Kamus Heritage Amerika (2000),
kolaborasi adalah bekerja bersama khususnya dalam usaha penggabungan pemikiran.
3.
Gray (1989) menggambarkan bahwa kolaborasi
sebagai suatu proses berpikir dimana pihak yang terlibat memandang aspek-aspek
perbedaan dari suatu masalah serta menemukan solusi dari perbedaan tersebut dan
keterbatasan pandangan mereka terhadap apa yang dapat dilakukan.
Dari berbagai definisi yang
dikemukakan para ahli, dapat disimpulkan bahwa kolaborasi adalah suatu proses
interaksi yang kompleks dan beragam, yang melibatkan beberapa orang untuk
bekerja sama dengan menggabungkan pemikiran secara berkesinambungan dalam
menyikapi suatu hal dimana setiap pihak yang terlibat saling ketergantungan di
dalamnya. Apapun bentuk dan tempatnya, kolaborasi meliputi suatu pertukaran
pandangan atau ide yang memberikan perspektif kepada seluruh kolaborator.
Integrasi dan koordinasi
merupakan fungsi terpenting dalam manajemen karena Integrasi dan koordinasi
merupakan suatu unsur penunjang pelaksanaan sebuah sistem manajemen. integrasi
merupakan aspek penyeragaman dan persatuan dalam suatu system.
Integrasi
berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti
kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi dimaknai sebagai proses penyesuaian di
antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan, sehingga menghasilkan
pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
Definisi lain mengenai
integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok beradaptasi dan
bersikap komformitas terhadap suatu mayoritas, namun masih tetap mempertahankan
fungsi tersendiri.
Integrasi
memiliki 2 pengertian, yaitu :
- Pengendalian
terhadap konflik dan penyimpangan dalam suatu sistem tertentu
- Membuat
suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu
Suatu integrasi di perlukan agar unsur-unsur tidak bubar meskipun menghadapi
berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi
dalam suatu manajemen. Sedangkan pengkoordinasian merupakan pengikat,
penyeimbang dan penyelaras semua aktifits dan usaha, maka dapat disimpulkan
bahwa setiap fungsi manajemen yang lain juga memerlukan suatu pengkoordinasian.
7. Sebutkan dan jelaskansumber-sumber
konflik yang lahir dari negara?
KONFLIK
TERITORIAL MENYANGKUT KEDAULATAN NEGARA
Konflik terirtorial sering
kali menjadi titik awal perselisihan negara yang berujung pada konflik
internasional hingga perang. Teritorial adalah salah satu syarat bagi entitas
sebuah negara disamping pemerintahan yang berdaulat dan sekelompok masyarakat
didalamnya. Sejak diberlakukannya sistem Westphalia, maka seluruh negara mulai
menerapkan pembatasan wilayah negara secara tegas. Kendati demikian, timbulnya
konflik yang mengatasnamankan perbatasan demi kedaulatan negara tidak dapat
terhindarkan. Sebagai negara yang berdaulat, setiap negara pasti mempunyai
sifat memaksa untuk mecapai kepentingan nasional. Oleh sebab itu, konflik
internasional yang disebabkan oleh adanya isu ekspansi yang dilakukan suatu
negara di wilayah negara lain sering terjadi. Tidak hanya keinginan negara
untuk melakukan perluasan wilayah teritorinya, tetapi ketidakjelasan akan
batas-batas wilayah sebuah negara juga menjadi pemicu terjadinya konflik
teritorial. Kasus seperti ini sering terjadi di negara yang pernah mengalami
proses kolonialisasi sebelum kemerderkaanya, karena tidak menutup kemungkinan
kerancuan wilayah yang dijajah menimbulkan tensi ricuh tapal batas teritori
akibat terbatasnya sumber-sumber kuat yang mempertegas batasan wilayah suatu
negara. Nilai teritorial sangatlah mahal dan negara tidak akan menukar
wilayahnya dengan materi apapun, mengingat hubungan teritorial dengan
integritas negara yang sangat dijunjung tinggi sebagai isu high politics.
8. Sebutkan dan jelaskan upaya pemerintah
dalam pemulihan konflik dalam masyarakat seperti yang terjadi
di(Aceh,Papua,Maluku dan Poso)?
Upaya
penyelesaian konflik Aceh mesti dilakukan dalam koridor terapi pemulihan
kepercayaan (recovery of trust) masyarakat Aceh terhadap pemerintah dengan
mengedepankan sentuhan-sentuhan sosial, kecepatan pembangunan ekonomi,
peningkatan kesejahteraan, rehabilitas sosial, sosialisasi dan implementasi
Undang-Undang NAD, pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan lain-lain.
Memulihkan
kepercayaan sebuah masyarakat yang telah berulang kali mengalami kebohongan
politik dan ketidakadilan ekonomi merupakan pekerjaan besar yang harus dipikul
oleh Pemerintah Indonesia. Kesalahan dalam merencanakan dan mengimplementasikan
kebijakan tentu akan berakibat fatal dan bukan tidak mungkin Aceh akan menjadi
wilayah kedua yang terlepas dari NKRI. Karena itu, upaya Pemerintah Indonesia
dalam penyelesaian konflik Aceh harus memiliki kecenderungan: pertama,
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah harus mengandung unsur
kepastian (certainty) dan harus mencerminkan asas pluralisme dan menghindari
monosentrisme (for pluralism and against monocentrism).
Konsistensi
penerapan kebijakan-kebijakan yang demokratis harus tetap dijaga dengan alur
pola, blue print, atau logika yang jelas dan mengarah pada perbaikan
(reform-oriented). Selain itu, atmosfer ketidakpastian, trial and error,
rencana eksperimen-eksperimen politik harus dihindari. Kedua, mengedepankan
akuntabilitas dan menghindari kesewenang-wenangan (arbitrariness).
Akuntabilitas ini dapat berupa penegakan hukum yang konsisten, prinsip-prinsip
kekebalan hukum atas pelanggaran HAM harus dihilangkan. Ketiga, menciptakan
rasa aman dan melindungi hak-hak individual masyarakat Aceh. Perlindungan ini
harus diakomodasi dalam bentuk afirmasi konstitusional (constitusional
affirmation) atas hak-hak dasar masyarakat. Keempat, tindakan-tindakan yang
dilakukan pemerintah harus selalu menjunjung tinggi asas keterbukaan dan
trasparansi.
Perdamaian
di Aceh memang tidak datang serta-merta dan membutuhkan kesabaran untuk
mewujudkannya. Kesepakatan damai 9 Desember 2002 tentu tidak akan bertahan lama
atau tidak menghasilkan apa-apa, jika pihak-pihak yang bersengketa tidak
bersungguh-sungguh menjalankan kesepakatan damai demi kepentingan rehabilitasi
kehidupan rakyat NAD yang telah morat-marit dan kocar-kacir bertahun-tahun
lamanya sejak periode DOM (Daerah Operasi Militer) dan periode 1997-2002. Apa
yang menjadi keinginan dan harapan masyarakat Aceh kini hanya satu, yakni
"Nanggroe Darussalam", negeri yang makmur, damai, dan sejahtera.
Prinsip
fraternity, liberty, dan equality harus selalu mendasari penyelesaian konflik
Aceh. Aspek fraternity berarti menempuh langkah-langkah yang mengedepankan
proses dialog daripada pendekatan militer, aspek liberty adalah menjunjung
tinggi kebebasan masyarakat Aceh dalam mengekspresikan identitas sosio-kultural
mereka, sedangkan aspek equality berkait erat dengan keadilan proporsional yang
harus diterima masyarakat Aceh.
No comments:
Post a Comment